Nationalgeographic.co.id—Sebuah karya pentas yang indah dan bernuansa sakral, bisa ditonton dan dinikmati di tanah kelahirannya. Sebuah kesempatan sangat berharga, baik untuk bisa menyaksikan dan menikmatinya. Bahkan juga sama berharganya untuk sang empunya karya dan timnya keseluruhan.
Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni akan kembali digelar pada 4 November 2023. Kali ini, karya panggung berformat opera tersebut di pentaskan di tanah kelahirannya di Trowulan, Mojokerto.
Trowulan diduga kuat merupakan jejak Ibu Kota Kerajaan Majapahit. Sampai hari ini kita masih bisa menyaksikan situs-situs kuno dalam bentang kawasan sekitar 100 kilometer persegi.
Pementasan bertempat di Museum Majapahit Trowulan. Serangkaian acara akan dihelat, termasuk pemutaran film dan pertunjukkan musik yang menjadi bagian dari opera. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi turut mendukung pementasan ini.
Siapakah Gayatri?
Gayatri merupakan satu di antara empat istri Raden Wijaya—raja Majapahit pertama. Dia adalah putri Kertanegara, Raja Singhasari. Dari Gayatri itulah lahir penerus takhta Majapahit yang bernama Tribhuanna Wijayatungga Dewi.
Dalam Negarakertagama karya Mpu Prapanca, sosoknya digambarkan sebagai figur wanita gigih. Sejak kecil, ia terlahir dengan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan ketiga saudara perempuannya.
Berbeda dengan ketiga saudaranya yang cenderung gemar bersolek, Gayatri dibesarkan dengan rasa keingin tahuan yang tinggi. Ia membaca dan mendengar banyak kisah dari ayahnya, Kertanegara.
Sebuah arca tanpa kepala di Desa Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, dibuat oleh raja termasyhur Majapahit, Hayam Wuruk. Tujuannya untuk menghormati jasa besar neneknya, Gayatri Rajapatni.
Di Balik Layar
Sang sutradara, mhyajo (mia johannes), dikenal berpengalaman terlibat dalam pagelaran bertaraf internasional dan piawai dalam mengawinkan seni tradisional dan sejarah Indonesia dengan kultur pop dalam balutan modern tanpa mengurangi otentisitas aslinya. Penerima anugerah 'CathaMardhika' dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini juga selalu menerapkan konsep 'diversity and equity' dalam proses penciptaan karyanya.
Pentas di Trowulan itu turut menampilkan pertunjukkan musik, yang dipimpin oleh seniman kawakan, Franki Raden. Ia dikenal sebagai penata musik dan pimpinan Indonesian National Orchestra (INO). Franki pernah menerima anugerah Piala Citra untuk film Nagabonar (1986) dan November 1828 (1978).
Kecintaannya terhadap alat musik tradisional Indonesia telah membawanya membentuk INO pada 2010. Sejumlah 14 pemusik orkestra itu akan memainkan peralatan musik tradisi dalam perhelatan Opera Majapahit.
Sejatinya Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni telah dipentaskan di Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Oktober 2022. Pentas dalam durasi dua jam itu memperoleh respons menggembirakan dari publik.
Pemutaran film dan pertunjukkan musik Opera Majapahit akan menjadi mata acara pembuka dari Festival Gaung Sakala Bhumi, sebuah perayaan untuk memperingati Hari Kelahiran Majapahit. Tahun ini merupakan peringatan hari jadinya ke-730.
Kolaborasi artistik antara mhyajo dan Franki Raden akan menyertakan penata cahaya, Iwan Hutapea dan narator Nino Prabowo. Pentas ini turut didukung pula oleh beberapa penari atau pelakon dalam pentas Opera Majapahit. Christine Tambunan, penyanyi seriosa kawakan, akan tampil bersama dua sinden, Satya Cipta dan Bethu. Kolaborasi bersama 7evenotes telah memungkinkan pentas ini tampil istimewa.
Sebuah Trilogi
Opera Majapahit, yang dipersiapkan mhyajo dan Franki Raden, merupakan sebuah cerita trilogi kerajaan Majapahit. Pertunjukan ini merupakan karya cipta seni dengan format inovatif yang di dalamnya menceritakan kejayaan Kerajaan Nusantara Majapahit dari sisi wanita yang memegang peranan penting dalam tiga cerita berbeda; yaitu Gayatri Sang Sri Rajapatni , Gitarja Sang Sri Tribhuwana, dan Suhita Sang Sri Prameswara.
Jadi, pentas yang akan digelar pada tahun ini merupakan satu dari tiga sekuel cerita. Semuanya digarap dalam sebuah karya sarat riset sejarah serta antropologis, yang akan membuat penonton seolah berada dalam semesta yang amat berbeda, namun terasa dekat.
Sekuel lanjutan dari Gayatri Sang Sri Rajaptni adalah Gitarja Sang Sri Tribhuwana, yang akan dipentaskan di Jakarta, pada Desember 2023.
Penonton akan lebih menikmati kekayaan dan kesakralan karakter wanita Nusantara. Karakter yang muncul dari sejarah Nusantara ini sudah saatnya digulirkan ke generasi penerus, tidak sekedar melalui jalur pendidikan formal.
Menurut pendapat mhyajo, menonton Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni di tanah kelahirannya adalah merayakan sejarah. Dalam hal ini, merayakan sosok Gayatri sendiri, di tanah kelahiran Majapahit, sudah pasti akan memberi rasa dan pengalaman yang berbeda dan khusus.
Ia juga menambahkan bahwa menemui Gayatri di “bhumi” yang menjadi pusat pemerintahan Majapahit, bisa dianggap bak seorang ibu memberi “jalan”, atau restu, untuk anaknya. Begitulah makna mendasar dari pementasan Gayatri di Trowulan, yang mengawali perjalanan gelaran berikutnya.
Benarkah Masyarakat Semakin Sadar Pentingnya Upaya Penghapusan Karbon Dioksida?
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR