Aphrodite dikatakan berubah wujud menjadi angsa untuk menghindari perhatian suaminya yang cemburu, Hephaestus. Setelah merayu Leda, Aphrodite meninggalkannya dengan sebuah telur, yang kemudian menetas menjadi Helen.
Pesan Moral Kisah Zeus dan Leda
Kisah Zeus dan Leda mungkin tampak seperti kisah lain tentang dewa-dewa Yunani yang menuruti hasrat nafsu primitif mereka. Kendati demikian, kisah ini memiliki pelajaran moral penting yang masih relevan hingga saat ini.
Menurut Dani, kisah ini menunjukkan arogansi orang-orang berkuasa. Orang berkuasa dapat menggunakan statusnya untuk mengambil keuntungan dari orang lain, dan hal ini tidak boleh dilakukan.
“Cerita ini juga menyoroti pentingnya memahami dan menghormati batasan. Zeus tidak menghormati hak privasi dan otonomi tubuh Leda, dan dia menyalahgunakan posisinya sebagai penguasa untuk memanipulasi Leda agar mau melakukan hubungan seksual,” imbuhnya.
Kisah Zeus dan Leda dalam Karya Seni
Mitos Zeus dan Leda telah mengilhami banyak karya seni, sastra, dan musik sepanjang sejarah. Dari tembikar Yunani kuno hingga novel dan film kontemporer, kisah rayuan dan tipu daya ini telah memikat imajinasi para seniman dan penulis.
Sifat erotis dari pertemuan Zeus dan Leda ditekankan dalam banyak penggambaran. Sebagian yang lainnya, berfokus pada konsekuensi dari hasrat dan dinamika antara manusia dan dewa yang memiliki kuasa.
Kisah ini telah diceritakan kembali dan diadaptasi dengan berbagai cara. Salah satu yang terkenal adalah film “Helen of Troy” besutan John Kent Harrison.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR