Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah, sudah sejak lama sekali olahraga pacuan kuda diminati. Kebanyakan orang menyebutnya sebagai olahraga para raja, karena mereka gemar sekali menikmati pertunjukan balapnya.
Namun, sejarah mencatat hal unik—atau bahkan menyedihkan—tentang kisah seorang mayat yang mampu menyelesaikan balapan hingga garis finish. Menariknya, ia keluar sebagai juara dalam race tersebut!
Dalam pacuan kuda, penunggangnya adalah faktor kunci dalam menentukan seekor kuda dapat mencapai potensi terbaiknya. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika penunggangnya sudah menjadi mayat?
Ini adalah kisah pilu yang menggemparkan dari Frank Hayes, joki pacuan kuda yang berhasil menjadi juara, tapi hidupnya berakhir di tengah balapan.
"Frank Hayes adalah seorang pelatih kuda dan penjaga kandang kuda," tulis Bianca Britton kepada CNN. Ia menulisnya dalam artikel berjudul Frank Hayes: The jockey who won a race despite being dead, terbitan 10 Desember 2018.
Kala itu, di tahun 1923, Hayes mencoba peruntungannya untuk menjajal ia dan kudanya—bernama Sweet Kiss—dalam kejuaraan pacuan kuda di arena pacuan kuda Belmont Park di New York.
Hayes yang saat itu berusia 22 tahun—laporan dari sumber lain menyebut usianya 35 tahun—bukanlah joki yang biasa ikut kejuaraan pacuan kuda sana-sini. Bisa dibilang, ia newbie dalam kejuaraan di ajang pacuan kuda Belmont Park itu.
Tak ada yang mengharapkan Hayes dan kudanya keluar sebagai pemenang, di mana kebanyakan penikmat pacuan kuda sudah memiliki "jagoan" mereka masing-masing. Hayes dan kudanya, Sweet Kiss hanya pemula di ajang itu.
Bagaimana pun, tubuhnya kurang ideal untuk menjadi seorang joki profesional. Berat tubuhnya kala itu masih sekitar 64 kg, sedangkan umumnya para joki pacuan kuda memiliki berat di bawah 58 kg.
Dalam sumber yang dikutip dari tulisan Desirée O, konributor Ripley's Belive it or Not dalam artikelnya Frank Hayes: The Dead Man Who Won A Horse Race, terbitan 4 Januari 2024, disebutkan bahwa Hayes melakukan diet ekstrem.
Demi mendapatkan timbangan badan yang ideal, ia mati-matian untuk benar-benar ikut dalam kejuaraan sebagai joki dari kuda Sweet Kiss. "Dia menghabiskan beberapa jam di jalan, jogging untuk menghilangkan kelebihan berat badan," sambung Bianca.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | CNN,Ripley's |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR