Setelah dekret Theodosian, semakin berbahaya bagi para penyembah berhala untuk menjalankan agama politeistis mereka. Namun demikian, masih ada perselisihan dan beberapa penyembah berhala terus menyembah dewa-dewa mereka secara rahasia.
Salah satu cara bagi para penyembah berhala untuk menyembunyikan iman mereka, namun tetap mempertahankan tempat suci pribadi di rumah mereka, adalah dengan memasang ikon-ikon.
Ikon tersebut seolah-olah bergaya Kristen untuk mengelabui pihak berwenang. Jika sebuah ikon pagan ditemukan, mereka dapat dengan mudah mengklaim bahwa ikon tersebut adalah ikon Kristus atau salah satu orang suci.
Herrin menunjukkan bahwa “Bahkan pada akhir tahun 580-an, ditemukan penyembah berhala yang membuat ikon agar mereka tampak menghormati Kristus. Padahal sebenarnya, mereka adalah pemuja Apollo.”
Apollo adalah Dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, Matahari, dan penyair dalam mitologi Yunani dan mitologi Romawi. Dewa Apollo juga adalah saudara kembar Artemis dan merupakan putra Titan Leto.
Pada akhirnya, penipuan ini tidak berhasil. Hal ini memicu serangkaian persidangan yang mengakibatkan kecaman terhadap para penyembah Apollo, yang kemudian dihukum mati.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR