Nationalgeographic.co.id – Sekilas, tempat ini tidak terlihat luas, hanya berupa padang rumput berbentuk persegi panjang di kaki bukit Pamir, Tajikistan tengah. Namun ada suatu masa ketika tanah ini bergema dengan suara gemuruh tapak kuda.
Letaknya jauh di atas Sungai Panj yang besar. Padang rumput ini diyakini merupakan arena kuno untuk olahraga buzkashi di Asia Tengah.
Padang luas ini merupakan pusat permukiman yang dulunya luas, ibu kota politik dan agama yang dihuni selama berabad-abad. Sayangnya, ibu kota kuno itu kini hilang ditelan sejarah.
Situs seluas 15 hektare ini adalah situs arkeologi paling penting di Tajikistan. Situs ini adalah kunci dari upaya nasional untuk menghidupkan kembali identitas khas Tajik dari sejarah negara yang terfragmentasi. Tempat ini diharapkan dapat menjadi magnet potensial bagi wisatawan.
Penemuan kembali kota ini telah menarik perbandingan dengan Machu Picchu dalam hal kepentingan sejarah. Para arkeolog menjulukinya Kala-i Kukhna atau Kastel Karon, karena benteng tersebut terletak di ketinggian.
Penemuan arkeologi penting di Tajikistan
Pada tahun 2012 Yusufsho Yakubov, kepala arkeolog di Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Tajikistan, dipanggil ke Distrik Darvoz. Ia diminta untuk menyelidiki gundukan puing yang aneh di atas desa kecil Ruzvat, di bagian barat Pegunungan Pamir.
Selama berabad-abad menjadi persimpangan perdagangan dan kerajaan, Tajikistan dipenuhi dengan benteng-benteng dan karavanserai yang telah lama ditinggalkan. Benteng dan karavanserai tersebut dibangun pada masa kejayaan Jalur Sutra.
Namun Yakubov langsung menyadari bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang luar biasa. “Selama bertahun-tahun situs tersebut hanya sebatas rumor,” katanya. “Saya tahu itu adalah tempat yang istimewa dalam waktu 1 jam setelah berada di sana.”
Saat tim Yakubov mulai mengerjakan gundukan tersebut, mereka mulai menggali sebuah bangunan utuh. Berukuran sekitar 1,8 meter persegi, bangunan tersebut memiliki dinding bata lumpur dan kubah di atasnya.
Pengamatan lebih dekat membuat Yakubov menyimpulkan bahwa itu adalah “kuil api”. Kuil ini dulunya merupakan tempat berteduhnya api abadi, peninggalan agama Zoroastrian. Penemuan lain segera menyusul. Makam kuno tersebar di perbukitan sekitarnya.
Penggalian yang diduga merupakan kuil air dan observatorium, serta sisa-sisa tembok pertahanan yang kokoh, memperkuat pendapat Yakubov. Menurutnya, Karon mungkin merupakan tempat yang memiliki prestise seremonial khusus.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR