Hari Raya Kabar Sukacita adalah hari untuk merayakan peristiwa dalam Alkitab ketika Malaikat Jibril menampakkan diri kepada Maria dan menawarinya kesempatan untuk menjadi ibu bagi Yesus.
Maria memeriksa beberapa syarat dan mengetahui bahwa keperawanannya akan tetap utuh, sehingga dia menerima misi suci tersebut. Dia langsung mengandung anak suci, sebuah keputusan yang membawanya menjadi wanita paling terkenal di dunia.
Tanggal 25 Maret pertama kali ditetapkan sebagai Hari Raya Kabar Sukacita sekitar abad ke-4 atau ke-5. Menurut Gereja Kristen, hari raya tersebut merupakan perayaan saat Tuhan memasuki dunia manusia sebagai anak tunggalnya, Yesus, demi menyelamatkan umat manusia.
Hati tersebut juga merupakan perayaan penerimaan bebas Maria atas peran sebagai ibu bagi anak suci, yang menandakan penerimaan umat manusia atas tindakan Tuhan. Mereka meyakini putra Tuhan akan hidup sebagai manusia, sehingga ia akan datang ke dunia melalui cara yang sama seperti manusia.
Dengan demikian, tanggal Kabar Sukacita ditetapkan 9 bulan (masa kehamilan standar manusia) sebelum hari kelahiran Yesus.
Tanggal 1 Januari juga diberi makna Kristiani dan kemudian dikenal sebagai Hari Raya Sunat, yang dianggap sebagai hari kedelapan kehidupan Kristus dihitung dari tanggal 25 Desember. Penetapan Hari Raya Sunat mengikuti tradisi sunat Yahudi, yakni delapan hari setelah kelahiran anak tersebut yang juga hari secara resmi nak itu diberi nama. Namun, tanggal 25 Desember kelahiran Yesus masih diperdebatkan.
Seorang Paus Memulihkan Perayaan 1 Januari
Pada tahun 1582, setelah reformasi kalender Gregorian, Paus Gregorius XIII menetapkan kembali tanggal 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru. Meskipun sebagian besar negara Katolik segera mengadopsi kalender Gregorian, kalender ini hanya diadopsi secara bertahap di antara negara-negara Protestan. Negara-negara yang tergabung dalam Gereja Ortodoks Timur juga tidak siap mengadopsi kalender Gregorian.
Inggris, misalnya, baru mengadopsi kalender reformasi pada tahun 1752. Hingga saat itu, Kerajaan Inggris, dan koloninya di Amerika, masih merayakan Tahun Baru di bulan Maret. Mirip waktu Tahun Baru bagi bangsa Fenisia dan Persia kuno seperti yang disebutkan di atas.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR