Nationalgeographic.co.id—Pada tanggal 1 Januari setiap tahun, banyak negara di dunia merayakan awal tahun baru. Namun tidak ada yang baru tentang Tahun Baru berdasarkan catatan sejarah dunia.
Faktanya, festival dan perayaan yang menandai awal tahun kalender baru telah ada selama ribuan tahun. Meskipun beberapa perayaan hanya sekedar kesempatan untuk minum dan bergembira, banyak perayaan Tahun Baru lainnya yang dikaitkan dengan peristiwa pertanian atau astronomi.
Festival Tahun Baru Tertua yang Tercatat
Perayaan Tahun Baru paling awal yang tercatat sudah ada sejak zaman Babilonia kuno sekitar 4.000 tahun yang lalu. Festival Tahun Baru ini sangat terkait dengan agama dan mitologi.
Bagi masyarakat Babilonia di Mesopotamia kuno, bulan baru pertama setelah ekuinoks musim semi—hari di akhir bulan Maret dengan jumlah sinar matahari dan kegelapan yang sama—menandakan dimulainya tahun baru dan melambangkan kelahiran kembali alam.
Mereka menandai peristiwa tersebut dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu yang melibatkan ritual berbeda setiap hari selama 11 hari. Kata Akitu berasal dari kata Sumeria untuk jelai, yang dipotong pada musim semi.
Selama Akitu, patung para dewa diarak di jalan-jalan kota dan ritual diberlakukan untuk melambangkan kemenangan mereka atas kekuatan kekacauan. Melalui ritual ini, orang Babilonia percaya bahwa dunia secara simbolis dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa sebagai persiapan menyambut tahun baru dan kembalinya musim semi.
Tahun Baru Tidak Dimulai pada 1 Januari
Di peradaban kuno lainnya, perayaan Tahun Baru juga ada dan tidak dimulai pada tanggal 1 Januari. Di Mesir, misalnya, tahun dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil, yang bertepatan dengan terbitnya bintang Sirius setelah absen selama 70 hari.
Perayaan ini biasanya terjadi pada pertengahan bulan Juli dan dirayakan dengan festival yang dikenal sebagai Wepet Renpet, yang berarti “pembukaan tahun”. Tahun Baru oleh masyarakat Mesir kuno dipandang sebagai waktu kelahiran kembali dan peremajaan, dan dihormati dengan pesta dan upacara keagamaan khusus.
Sebaliknya, bangsa Fenisia dan Persia memulai tahun baru dengan ekuinoks musim semi di bulan Maret. Tahun Baru Persia disebut Nowruz (atau Norooz) dan merupakan festival musim semi selama 13 hari yang diyakini berasal dari agama Zoroaster.
Meskipun catatan resmi Nowruz baru muncul pada abad ke-2, sebagian besar sejarawan yakin perayaannya sudah ada sejak abad ke-6 SM. Tradisi Nowruz, seperti api unggun dan telur berwarna, masih dirayakan di Iran dan wilayah lain di Timur Tengah dan Asia.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR