Nationalgeographic.co.id—Ketika kita memikirkan kanibalisme saat ini, biasanya muncul gambaran karakter seperti Hannibal Lecter. Faktanya, banyak budaya mempraktikkan kanibalisme sepanjang sejarah manusia.
Mengeksplorasi budaya-budaya tersebut dapat memberikan wawasan berharga tentang berbagai aspek perilaku dan kelangsungan hidup manusia. Budaya-budaya ini memberikan gambaran sekilas tentang betapa ekstremnya perjalanan manusia dalam mencari makanan hingga ritual.
Suku Fore di dataran tinggi bagian timur Papua Nugini
Suku Fore mempraktikkan bentuk kanibalisme yang sangat meresahkan dan tidak biasa selama beberapa generasi. Tradisi mengerikan ini berakar pada kepercayaan mereka tentang perpindahan roh dan berjangkitnya penyakit misterius yang dikenal sebagai Kuru.
Setiap kali ada kerabat yang meninggal, Fore akan mengadakan pesta pemakaman yang rumit. Selama ritual itu, mereka akan memakan otak orang yang meninggal. Perayaan-perayaan ini memiliki dua tujuan. Pertama, sebagai cara untuk menghormati orang yang telah meninggal. Kedua, memfasilitasi perjalanan roh mereka ke akhirat.
Sayangnya, pesta-pesta ini mempunyai efek samping yang tidak diinginkan; penyebaran Kuru, penyakit neurodegeneratif yang ditularkan melalui konsumsi otak.
“Suku Fore tidak menyadari hubungan antara praktik kanibalisme dan Kuru untuk waktu yang lama,” tulis Robbie Mitchell di laman Ancient Origins. Namun, dampak buruk dari penyakit ini tidak bisa diabaikan. Hal ini menyebabkan berbagai gejala neurologis, menyebabkan gemetar, kehilangan kendali motorik dan akhirnya kematian.
Baru pada pertengahan abad ke-20 para peneliti Barat menemukan hubungan antara Kuru dan kanibalisme. Dengan bantuan dari luar, Suku Fore secara bertahap meninggalkan praktik tersebut.
Saat ini, mereka telah beralih ke ritual penguburan yang lebih modern dan tidak terlalu berbahaya. Ritual ini membantu menghilangkan ancaman Kuru sambil tetap menghormati tradisi kuno mereka.
Suku Aztec dan ritual kanibalisme
Suku Aztec memiliki reputasi yang cukup brutal. Hal ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa mereka sering dikaitkan dengan aspek yang mengganggu dalam budaya mereka: ritual kanibalisme.
Praktik ini sangat terkait dengan keyakinan mereka, yang melibatkan konsumsi daging manusia. “Konsumsi daging manusia ini sering kali sebagai bagian dari upacara dan pengorbanan yang rumit,” tambah Mitchell.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR