Mereka memaparkan empat tahapan pembangunan bendung ini, yang ternyata banyak kendala—baik alam maupun teknis.
Tahap Pertama (1905-1912)
Penutupan Sungai Ciujung dan penggalian saluran baru untuk mengalihkan air selama proses pembangunan berjalan. Upaya sebelumnya untuk menutup muara lama gagal karena banjir.
"Awalnya direncanakan selesai dalam dua tahun. Namun, proyek ini menemui kendala teknis dan kegagalan upaya pertamanya dalam mendirikan bendungan permanen karena dasar berpasir yang dapat ditembus air," tulis Syahid dan Wigati. "Dasar sungai yang berpasir menyebabkan kendala teknis pada saat penggalian, seperti penemuan atau batang pohon yang menjadi fosil di dalam tanah."
Seberapa besar aktivitas pembangunannya? Material pembangunan konstruksi bendung ini terdiri atas batu galian, kerikil, pasir beton, semen merah, batu kapur, kayu gelondongan.
Sebagian didatangkan dari kawasan sekitar seperti kerikil yang ditambang dari hulu Sungai Ciujung, pasir yang ditambang dari dekat pintu air. Kebutuhan batu dipasok dari Bukit Cerlang di Anyer Lor.
Material batu, kapur, beton bertulang dan baja didatangkan menggunkan jasa kereta api Staatspoorwagen. Stasiun Catang, yang berada sekitar tiga kilometer dari proyek pembangunan bendung, menjadi pintu masuk material-material tadi. Kayu jati diangkut menggunakan rakit dari sebuah tempat di kawasan hulu.
Tahap Kedua (1912-1919)
Pekerjaan pembangunn konstruksi memerlukan jumlah sumber daya manusia. Setidaknya pembangunan ini mempekerjakan 540 orang kuli setiap hari selama sekitar 3,5 tahun. Sayangnya, proyek tersebut tertunda akibat Perang Dunia Pertama yang berkecamuk pada 1914-1918.
Bendung ini direncanakan sebagai bendung gerak yang memiliki pintu air berplat besi garapan Risomes dan Rapher Ltd. dari Inggris. Pintu airnya dapat diatur menurut ketinggian muka air.
Pada akhir periode tahap kedua, sekitar 300-350 kuli didatangkan dari Rangkasbitung dan Petir untuk bekerja di Pamarayan setiap hari. Mereka dibayar sekitar 20-30 sen untuk setiap satu meter kubik tanah yang mereka muat dan pindahkan.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR