Dia percaya bahwa anak-anak adalah orang yang murni dan polos, dan iman mereka akan membantu mereka mengatasi rintangan dalam perjalanan mereka ke Yerusalem.
Dia berkhotbah bahwa Tuhan akan memberi mereka makanan, air, dan kebutuhan lainnya selama perjalanan mereka.
Namun, Perang Salib Anak-Anak sudah hancur sejak awal. Tentara salib muda tidak siap menghadapi perjalanan sulit menuju Tanah Suci, dan banyak dari mereka meninggal karena kelaparan, kehausan, dan paparan sinar matahari bahkan sebelum mencapai tujuan mereka.
Anak-anak yang bergabung dalam perang salib Stephen berjumlah ribuan. Mereka berangkat dari Prancis menuju Mediterania.
Sayangnya, anak-anak segera menghadapi banyak kesulitan sepanjang perjalanan dan kekecewaan menguasai kelompok tersebut. Hingga pada akhirnya, kelompok tersebut akhirnya dibubarkan, dan perang salib pun berakhir.
Di lain sisi, pengikut Nicholas akhirnya mencapai Mediterania. Mereka percaya bahwa laut akan terbelah sehingga semuanya bisa berjalan menyeberangi Tanah Suci.
Namun, laut tidak terbelah dan Nicholas dengan cepat kehilangan kepercayaan para pengikutnya. Banyak anak memutuskan untuk tinggal di kota Genoa untuk memulai hidup baru.
Adakah yang Berhasil Mencapai Tanah Suci?
Sayangnya, nasib anak-anak yang membayar kapal untuk mengangkut mereka ke Tanah Suci selama Perang Salib Anak-Anak masih belum jelas. Menurut catatan sejarah Perang Salib, sekelompok pedagang memang menawarkan untuk membawa anak-anak tersebut ke Tanah Suci dengan kapal, tetapi malah dijual sebagai budak di Afrika Utara.
Dipercaya bahwa banyak dari anak-anak tersebut dijual ke pasar budak di Tunisia dan Maroko. Beberapa dari anak-anak tersebut dibeli oleh penguasa Muslim dan masuk Islam.
Yang lainnya dijual kepada keluarga-keluarga kaya. Mereka dipaksa bekerja sebagai pembantu atau buruh.
Penting untuk dicatat bahwa rincian Perang Salib Anak-Anak sebagian besar didasarkan pada legenda dan cerita rakyat, dan jumlah pasti anak-anak yang berpartisipasi serta nasib mereka tidak terdokumentasi dengan baik.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR