Nationalgeographic.co.id—Kesatria Templar dalam sejarah Perang Salib terus memikat orang-orang di dunia modern karena sejarah mereka yang menarik dan misterius, yang melibatkan tokoh-tokoh kuat, perkumpulan rahasia, dan konspirasi.
Keterkaitan mereka dengan mitos dan legenda seperti Cawan Suci dan harta karun, serta pengaruhnya terhadap budaya dan masyarakat Barat, semakin menambah minat terhadap cerita mereka.
Selain itu, Kesatria Templar terkait dengan berbagai teori konspirasi dan perkumpulan rahasia, membuat banyak orang percaya bahwa pengaruh mereka masih dapat dirasakan hingga saat ini.
Setelah pasukan Kristen menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099, orang-orang Eropa mulai berbondong-bondong melakukan ziarah ke Tanah Suci. Dalam perjalanan, mereka sering diserang oleh bandit, atau bahkan tentara Perang Salib.
Untuk melindungi para pelancong dan membantu mempertahankan negara-negara Kristen baru di Timur Tengah, sekelompok kecil pejuang membentuk Kesatria Templar.
Selama dua abad berikutnya, Ordo ini menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang kuat di seluruh Eropa. Kesatria Templar menciptakan model berbeda di mana anggotanya adalah para biarawan, yang bersumpah pada kemiskinan, kesucian, kepatuhan dan berkomitmen untuk memerangi “orang-orang kafir” di Tanah Suci.
Menjanjikan untuk melayani tujuan Kristen, mereka menerima pengakuan kepausan pada konsili Troyes di Champagne pada tahun 1129.
Berdasarkan “Aturan Para Templar,” sebuah kode rinci yang mengatur perilaku sehari-hari, para kesatria diharuskan menjalani kehidupan yang sederhana. Mereka hanya boleh makan daging tiga kali seminggu, kecuali pada hari libur khusus, karena makan daging dianggap merusak tubuh.
Pakaian bulu dan mewah dilarang. Begitu pula dengan sepatu runcing dan tali sepatu, karena ”hal-hal yang menjijikkan ini adalah milik orang-orang kafir”.
Tentu saja, kesucian adalah suatu keharusan, dan para Templar dilarang mencium wanita mana pun, bahkan ibu mereka sendiri. Melanggar peraturan bisa berarti dipukuli, dikeluarkan dari persaudaraan, atau harus makan di lantai.
Meskipun mereka dikenal karena kesalehan dan kesiapan mereka untuk memperjuangkan penyebaran agama Kristen, Kesatria Templar terkadang menasihati rekan-rekan Tentara Salib agar tidak melakukan tindakan gegabah.
Kesatria Templar secara individu disumpah menjadi miskin, nyatanya Ordo secara keseluruhan menjadi sangat kaya. Hal ini membantu karena Bulla Kepausan yang dikeluarkan oleh Paus Innosensius II membebaskan mereka dari membayar pajak apa pun.
Para Templar mengumpulkan sumbangan dari seluruh Eropa. Raja dan ratu memberi mereka tanah yang luas—Alfonso I dari Aragon mewariskan sepertiga wilayah kerajaannya kepada mereka atas wasiatnya.
Masyarakat biasa juga memberikan sumbangan dalam wasiat mereka, meninggalkan sebidang tanah kecil untuk Ordo. Para kesatria akhirnya memiliki kastil, peternakan, dan seluruh armada kapal, serta seluruh pulau Siprus.
Tdak hanya bergantung pada harta benda ini, mereka menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak kekayaan, memperdagangkan hasil panen, wol, dan anggur di seluruh Eropa dan menyewakan tanah kepada penyewa.
Mengapa Kesatria Templar Menghilang?
Kesatria Templar adalah ordo militer yang kuat dan kaya yang memainkan peran penting dalam sejarah Perang Salib pada abad ke-12 dan ke-13.
Kesatria Templar dengan cepat mendapat dukungan dari Gereja Katolik, dan keanggotaan mereka berkembang pesat, menarik para ksatria, bangsawan, dan bahkan bangsawan dari seluruh Eropa.
Ordo ini terkenal karena keberanian mereka dalam pertempuran, disiplin militer, dan komitmen mereka untuk melindungi kepentingan Kristen di Tanah Suci.
Kekayaan dan pengaruh ordo tersebut juga tumbuh, karena mereka mengumpulkan sejumlah besar properti dan aset keuangan melalui sumbangan dan warisan dari para dermawan kaya.
Kesatria Templar menjadi salah satu organisasi terkaya dan terkuat di Eropa, dengan kepemilikan yang signifikan di banyak negara dan jaringan kontak serta sekutu yang luas.
Namun, kekuasaan dan kekayaan Kesatria Templar segera menarik perhatian musuh-musuh mereka, termasuk Raja Philip IV dari Perancis.
Philip, yang berhutang banyak pada ordo tersebut, melihat peluang untuk menyita aset mereka dan membasmi saingannya yang kuat. Dia melancarkan kampanye melawan Kesatria Templar, menuduh mereka melakukan penistaan dan kejahatan lainnya.
Kejatuhan Kesatria Templar
Pada tahun 1307, Philip memerintahkan penangkapan semua Kesatria Templar di Perancis, menuduh mereka melakukan berbagai kejahatan, termasuk menyembah berhala misterius yang dikenal sebagai Baphomet, terlibat dalam tindakan homoseksual, dan menyangkal keilahian Kristus.
Tuduhan tersebut sebagian besar tidak berdasar, namun Kesatria Templar menjadi sasaran penyiksaan brutal dan dipaksa untuk mengakui kejahatannya.
Pengadilan dan penganiayaan terhadap Ksatria Templar berlangsung selama beberapa tahun, dan banyak anggota ordo tersebut dibakar atau dipenjara seumur hidup.
Pada tahun 1312, Gereja Katolik secara resmi membubarkan ordo tersebut, dan aset mereka disita oleh raja dan bangsawan lainnya.
Nasib para Ksatria Templar yang tersisa diselimuti misteri, dengan banyak teori dan legenda seputar kematian mereka.
Beberapa orang percaya bahwa ordo tersebut bergerak di bawah tanah dan terus ada secara rahasia mempengaruhi jalannya sejarah.
Yang lain menyatakan bahwa Kesatria Templar memiliki pengetahuan dan peninggalan rahasia, termasuk Cawan Suci, yang masih tersembunyi hingga hari ini.
Meski berakhir misterius dan tragis, warisan Kesatria Templar masih bertahan hingga hari ini, menginspirasi banyak sekali karya sastra, seni, dan film.
Kehebatan militer, kekayaan, dan pengaruh ordo ini terus memesona dan memikat orang-orang di seluruh dunia, menjadikan Kesatria Templar salah satu tokoh paling abadi dan penuh teka-teki dalam sejarah Perang Salib.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR