Nationalgeographic.co.id—Jika Tiongkok memiliki perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh bersamaan dengan Festival Musim Semi, Mongolia memiliki perayaan Tsagaan Sar. Bermakna "Bulan Putih", perayaan ini merupakan perayaan hari libur terbesar di Mongolia sejak abad ke-13.
Tsagaan Sar dirayakan setiap hari pertama dalam kalender Mongolia, yang penanggalannya menggunakan kalender suryacandra (lunisolar) yang serupa dengan kalender Tiongkok. Umumnya, perayaan ini dilaksanakan pada musim semi serta dilakukan oleh masyarakat Mongolia dan sebagian warga Turki.
Sebagai salah satu hari libur terpenting, perayaan Tsagaan Sar telah berjalan sejak 1206. Tepatnya, tradisi ini dimulai dari Temujin saat meresmikan Kekaisaran Mongol dan menobatkan diri sebagai Genghis Khan.
Saat penetapannya, Tsagaan Sar bertujuan untuk mempertahankan perdamaian, kebaikan, dan rasa hormat antarwarga. Ada pun perayaannya dilakukan dengan menggunakan pakaian serbaputih, menunggangi kuda putih, makan makanan warna putih dari produk susu, dan bertukar hadiah warna putih.
Perayaan Tsagaan Sar kemudian dilanjutkan oleh penerus-penerus Genghis Khan, misalnya oleh Kubilai Khan yang merupakan cucunya. Hal ini tercatat dalam tulisan milik penjelajah Marco Polo selama masa Dinasti Yuan.
Catatan ini menjelaskan tentang bagaimana Khan dan semua warga Mongolia mengenakan pakaian serbaputih. Di saat yang sama, masyarakat juga membawa emas dan perak, berlian dan mutiara, serta berbagai harta lainnya untuk Khan.
"Seluruh masyarakat juga membuat hadiah berwarna putih kepada orang lain, lalu memeluk dan mencium serta mengucapkan harapan dan keberuntungan untuk tahun berikutnya," jelasnya dalam buku Book of the Marvels of the World.
Pada masa kini, Tsagaan Sar merupakan kesempatan untuk keluarga agar bisa berkumpul dan mengedukasi anak-anak muda Mongolia tentang tradisi dan budaya. Di saat yang sama, tradisi ini juga menjadi ajang untuk merayakan datangnya musim semi setelah musim dingin.
Persiapan Tsagaan Sar dan Perayaan Bituun
Layaknya Tahun Baru Imlek, Tsagaan Sar juga membutuhkan beberapa persiapan menjelang hari raya. Biasanya, persiapan ini bisa dilakukan setidaknya satu bulan sebelum acara dengan rangkaian bersih-bersih, perbaikan rumah, dan persiapan baju baru.
Kemudian pada perayaan Bituun atau Bulan Gelap sebagai salah satu momen penting, seluruh anggota keluarga berkumpul bersama pada hari terakhir dari tahun yang berjalan. Acara ini umumnya melibatkan kumpul bersama untuk memasak hidangan tradisional dalam satu meja besar.
Acara makan bersama ini dilakukan dengan ritual khusus yang dilanjutkan menyantap hidangan sampai kenyang. Hal ini dilakukan karena kepercayaan masyarakat setempat, yakni meyakini bahwa kelaparan pada hari Bituun bisa membuat satu negara juga mengalaminya.
Salah satu hidangan yang disajikan dalam perayaan Bituun adalah Tsagaalga, hidangan yang terbuat dari produk susu dan nasi. Ada juga makanan lainnya seperti buuz (pangsit kukus isi daging), daging domba bakar, hingga airag atau susu keledai yang difermentasi.
Tak hanya itu, kegiatan menghindari beberapa perilaku dan perkataan buruk juga turut dilakukan. Hal lainnya yang harus dilakukan pada masa ini adalah melunasi utang dan menghindari pertengkaran, di mana hal ini dipercaya akan berpengaruh pada tahun berikutnya jika dilanggar.
Perayaan Tahun Baru dalam Tsagaan Sar
Setelahnya, perayaan Tsagaan Sar mulai dilakukan selama 15 hari meski tiga hari pertama merupakan hari resminya. Setiap harinya memiliki rangkaian tradisi dan kegiatan yang berbeda-beda.
Pada hari pertama Tsagaan Sar, seluruh anggota keluarga bangun pada pagi hari. Laki-laki diharuskan mendaki lembah atau gunung terdekat untuk melihat matahari terbit pada hari pertama Tahun Baru Mongolia, sedangkan perempuan akan membuat teh susu di rumah dan dipersembahkan secara khusus.
Tradisi ini dipercaya bisa mendatangkan kemakmuran dan kehidupan yang baik pada tahun berikutnya. Selanjutnya, tradisi dilanjutkan dengan sekeluarga mengenakan pakaian baru khas Mongolia dan makan makanan tradisional Mongolia.
Setelahnya, para keluarga akan berkunjung ke rumah orang tua, kakek-nenek, dan kerabat yang dituakan. Kegiatan ini bisa dimulai dengan melakukan Zolgolt, ucapan khusus dari anggota keluarga yang lebih muda kepada yang anggota keluarga tertua.
Tradisi Zolgolt dilakukan dengan cara merentangankan lengan anggota keluarga yang lebih muda di bawah lengan anggota keluarga tertua. Lalu, anggota keluarga termuda akan menanyakan kabar anggota keluarga tertua dengan nada puitis dan bertukar botol Khuurug yang berisikan bubuk rempah yang harus dicium dari hidung.
Selain bertukar kabar, acara kumpul keluarga ini juga melibatkan rangkaian aktivitas seperti mendengarkan cerita, bermain permainan tradisional, dan memberikan hadiah kepada satu sama lain. Pada hari itu pula, orang-orang Mongolia akan memberikan khadag (hadiah uang dan syal biru) kepada orang yang lebih tua.
Teh susu, produk susu lain, dan buuz tetap dihidangkan dalam acara ini. Saat inilah, seluruh tamu yang hadir harus mencoba semua hidangan yang disajikan dan diberikan hadiah seperti cokelat atau permen, pakaian, uang, dan alat-alat rumah tangga saat meninggalkan rumah.
Setelah tiga hari, perayaan Tsagaan Sar masih berjalan hingga hari ke-15. Namun, ada pantangan untuk berkunjung ke rumah keluarga lain pada hari ketujuh serta kegiatan keagamaan Buddha seperti ibadah tahun baru.
Penulis | : | Laurensia Felise |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR