Namun, jumlahnya pasti relatif kecil karena tidak ada referensi tentang Pytheas yang melakukan perjalanan keliling pulau seperti yang dilakukannya di Inggris.
Tampaknya sudah jelas bahwa itu adalah sebuah pulau dan bukan bagian dari benua utara.
Mengenai orang-orangnya, para ahli mengetahui beberapa informasi menarik dari Strabo. Mengacu pada catatan Pytheas tentang Thule, dia memberi tahu kita hal berikut:
“Masyarakat hidup dari millet dan tumbuh-tumbuhan lainnya, serta buah-buahan dan akar-akaran; dan jika ada biji-bijian dan madu, masyarakat juga mendapatkan minumannya dari biji-bijian dan madu.”
Strabo mengikuti pernyataan ini dengan merujuk pada “kurangnya sinar matahari” dan menyatakan bahwa orang-orang di sana “tidak memiliki sinar matahari murni.”
Hal ini sejalan dengan pernyataan Germinus dari Rhodes yang menyatakan bahwa nama “Thule” berasal dari konsep matahari beristirahat.
Namun, selama puncak musim panas, para penulis kuno mengklaim bahwa sinar matahari hampir selalu ada.
Pliny the Elder, misalnya, menyatakan tidak ada malam sama sekali selama bulan-bulan musim panas.
Penulis Romawi, Avienus, dari abad keempat menyatakan bahwa malam hanya berlangsung selama dua jam dalam kurun waktu satu tahun.
Di mana pulau Thule?
Misteri keberadaan Thule sebenarnya telah membuat penasaran para peneliti selama berabad-abad.
Salah satu identifikasi paling tradisional adalah Islandia. Bagaimanapun, ini adalah pulau terkenal yang lokasinya jauh di utara Inggris.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR