Pada bulan berikutnya, Yamato kembali ke Jepang untuk meningkatkan persenjataan anti-pesawatnya. Setelah pemutakhiran ini selesai, Yamato diserang oleh pesawat AS ketika berlayar di Laut Pedalaman pada 19 Maret 1945. Beruntung hanya terdapat kerusakan kecil.
Dengan invasi Sekutu ke Okinawa pada tanggal 1 April 1945, para petinggi militer Kekaisaran Jepang merancang Operasi Ten-Go.
Misi ini pada dasarnya adalah misi bunuh diri, di mana mereka memerintahkan Laksamana Muda Seiichi Ito untuk membawa Yamato ke selatan dan menyerang armada invasi Sekutu sebelum merapat di Pulau Okinawa.
Operasi Ten-Go
Meninggalkan Jepang pada tanggal 6 April 1945, Hickman menjelaskan, “para perwira Yamato memahami bahwa itu adalah pelayaran terakhir kapal tersebut.” Oleh karena itu, “mereka mengizinkan para kru untuk menikmati saki pada malam hari.”
Berlayar dengan pengawalan delapan kapal perusak dan satu kapal penjelajah ringan, Yamato tidak dilengkapi perlindungan udara.
Saat keluar dari Laut Pedalaman Seto, keberadaan Yamato terdeteksi oleh kapal selam Sekutu. Posisi Yamato dikunci oleh pesawat pengintai PBY Catalina AS keesokan paginya.
Menyerang dalam tiga gelombang, pesawat tukik SB2C Helldiver, menghujani rombongan kapal perang Jepang dengan bom dan roket. Pesawat pengebom torpedo TBF Avenger juga turut mengambil bagian dalam penyerangan ini.
Hickman menjabarkan, “pada pukul 14.02, laksamana memilih untuk membatalkan misi dan memerintahkan kru untuk meninggalkan kapal.”
Sekitar pukul 14.20, “kapal perang tersebut terguling dan mulai tenggelam sebelum akhirnya pecah akibat ledakan besar.”
Dari 2.778 awak kapal, hanya 280 orang yang berhasil diselamatkan. Angkatan Laut AS kehilangan sepuluh pesawat dan dua belas penerbang dalam serangan tersebut.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR