Dalam beberapa versi legenda, Yu memiliki dua pembantu yang fantastis, Kura-kura Hitam dan Naga Kuning. Sementara naga menyeret ekornya ke dalam bumi untuk membuat saluran, kura-kura mendorong tumpukan lumpur yang sangat besar.
Dalam kisah lainnya, Yu bertemu dengan Fu Xi, seorang dewa yang memberinya Tablet Giok, untuk membantunya memperbaiki sungai. Dewa sungai juga memberinya peta sungai, gunung, dan anak sungai yang membantu menyalurkan air.
Karena keberhasilannya, Kaisar Shun, memberi hadiah berupa takhta kepadanya. Dia kemudian dikenal sebagai Yu yang Agung.
Kelahiran Yu dalam Mitologi Tiongkok
Ayah Yu, Gun, pertama kali ditugaskan oleh Kaisar Yao untuk mengendalikan banjir, namun gagal dalam usahanya. Dia dieksekusi oleh penerus Yao, Kaisar Shun.
Menurut beberapa kisah, Yu lahir dari perut ayah ini, setelah tubuhnya diawetkan secara ajaib selama tiga tahun.
Beberapa kisah lainya mengatakan bahwa Gun dibunuh oleh dewa api Zhurong, dan putranya Yu lahir dari jasadnya sebagai seekor naga dan naik ke surga. Karena hal inilah banyak orang menganggap bahwa Yu merupakan makhluk setengah dewa.
Teks Tiongkok abad ke-2, Huainanzi, bahkan menyatakan bahwa Yu lahir dari sebuah batu. Hal ini terhubung dengan kepercayaan kuno tentang kekuatan batu.
Pada abad ke-3, ibu Yu dikatakan dihamili dengan menelan mutiara ilahi dan benih ajaib, dan Yu lahir di tempat yang disebut kenop batu, seperti yang dijelaskan dalam Diwang Shiji atau Catatan Silsilah Kaisar dan Raja.
Bukti arkeologis tentang Air Bah
Dani mengungkapkan, pada tahun 2007, para peneliti menemukan bukti-bukti banjir yang diceritakan dalam legenda di sepanjang Sungai Kuning. Bukti-bukti menunjukkan bahwa banjir tersebut sangat dahsyat.
Bukti ilmiah tersebut dapat ditanggali dari tahun 1920 Sebelum Masehi–periode yang bertepatan dengan awal Zaman Perunggu dan dimulainya budaya Erlitou di lembah Sungai Kuning–yang banyak diasosiasikan dengan dinasti Xia.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR