Nationalgeographic.co.id—Da Yu dipercayai oleh sebagian orang sebagai pendiri dinasti tertua dalam sejarah Tiongkok, Dinasti Xia (2070–1600 SM). Dalam mitologi Tiongkok, dia dikenal sebagai pengendali Air Bah yang membanjiri wilayah kekaisaran.
Menurut penulis budaya dan mitologi kuno dari Australia, Dani Rhys, masa pemerintahan Yu mendahului catatan tertulis tertua yang ditemukan di Tiongkok.
“Namanya tidak tertulis pada artefak yang ditemukan dari masanya, juga tidak tertulis pada tulang peramal yang ditemukan kemudian,” kata Dani, dalam tulisannya di laman Symbol Sage.
Kurangnya bukti arkeologis telah menyebabkan beberapa kontroversi tentang keberadaannya, dan sebagian besar sejarawan menganggapnya sebagai sosok yang hanya legenda.
Namun, terlepas dari keabsahan sejarah mengenai keberadaannya, Da Yu tetap menjadi salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah Tiongkok.
Mitologi tentang Da Yu
Di Tiongkok kuno, para pemimpin dipilih berdasarkan kemampuan. Begitu pula dengan Da Yu. Namanya terkenal karena berhasil mengendalikan banjir di Sungai Kuning, sehingga ia akhirnya menjadi kaisar dinasti Xia.
Dalam kisah mitologi Tiongkok, semua sungai di antara Sungai Kuning dan Sungai Yangtze meluap dan menyebabkan banjir besar. Bencana ini berlangsung selama beberapa dekade.
Orang-orang yang selamat meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di pegunungan tinggi. Ayah Yu, Gun, pertama kali mencoba untuk menghentikan banjir dengan tanggul dan tembok namun gagal.
Kaisar Shun memerintahkan Yu untuk melanjutkan proyek ayahnya. Hal ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, namun Yu bertekad untuk belajar dari kesalahan ayahnya dalam mengatasi banjir.
Untuk mengalirkan air ke laut, Dani menjelaskan, “dia membangun sistem kanal, yang membagi sungai dan mengurangi kekuatannya yang tak terkendali.”
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR