Commodus (memerintah tahun 180–192 Masehi) merupakan putra dari Kaisar Marcus Aurelius yang terhormat. Meskipun demikian, dia menyimpang dari teladan ayahnya.
Commodus mungkin paling terkenal karena obsesinya terhadap pertarungan gladiator, sebuah ketertarikan yang dianggap tidak pantas bagi seorang Kaisar Romawi.
“Dia sering berpartisipasi dalam pertarungan gladiator, sebuah tindakan yang tidak hanya membahayakan nyawanya tetapi juga merendahkan martabat jabatannya,” jelas Christina.
Commodus melihat dirinya sebagai reinkarnasi Hercules, sering berpakaian seperti dewa dan bertarung di arena, yang membuat para elite Romawi merasa cemas dan malu.
Pemerintahan Commodus ditandai dengan pembelanjaan negara yang boros untuk permainan, patung-patung (seringkali patung dirinya sendiri), dan tontonan publik lainnya yang dirancang untuk mengagungkan citranya.
Dia juga mengganti nama Roma menjadi 'Colonia Commodiana' (Koloni Commodus). Bahkan, bulan-bulan dalam setahun dinamai sesuai dengan berbagai gelarnya, sebagai bentuk kesombongan yang megah.
Puncak dari kesewenang-wenangan Commodus adalah pembunuhannya pada 31 Desember 192 M, sebuah tindakan yang didalangi oleh orang-orang terdekatnya, termasuk gundiknya dan Prefek Praetorian.
Kaisar Elagabalus
Elagabalus, juga dikenal sebagai Heliogabalus, adalah Kaisar Romawi yang berkuasa dari tahun 218 hingga 222 Masehi. Dia naik takhta saat berusia 14 tahun, dengan bantuan neneknya yang ambisius, Julia Maesa.
Meskipun singkat, menurut Christiana, kekuasaannya ditandai dengan keeksentrikan yang ekstrem, fanatisme agama, dan perilaku memalukan.
“Dia dilaporkan telah terlibat dalam banyak petualangan seksual dan pernikahan, baik heteroseksual maupun homoseksual, beberapa di antaranya dengan orang-orang dengan status sosial yang rendah, yang menyebabkan kemarahan di kalangan elit Romawi,” jelas Christina.
Sementara Elagabalus foya-foya, administrasi kekaisaran menderita. Pengabaian ini menyebabkan inefisiensi administratif dan berkontribusi pada ketidakpuasan yang berkembang di antara penduduk Romawi dan Pengawal Praetorian.
Pemerintahan Elagabalus berakhir dengan tiba-tiba ketika dia dibunuh oleh Pengawal Praetorian pada usia 18 tahun.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR