Pemerintahan Akbar ditandai dengan toleransi beragama. Dia menghapus pajak atas non-Muslim dan mendorong dialog antaragama.
Di bawah pemerintahan Akbar, Kekaisaran Mughal menjadi salah satu kerajaan terkaya di dunia.
Akbar Agung meninggal pada tahun 1605 dan digantikan oleh putranya Jahangir.
Jahangir
Memerintah dari tahun 1605 hingga 1627, meneruskan banyak kebijakan Akbar. Ia memperluas kekaisarannya lebih jauh ke Dataran Tinggi Deccan dan mendorong toleransi beragama.
Namun, ia juga menghadapi beberapa tantangan selama masa pemerintahannya, termasuk pemberontakan yang dipimpin oleh putranya sendiri Pangeran Khurram (kemudian menjadi Shah Jahan).
Jahangir akhirnya memadamkan pemberontakan tersebut, namun hal itu membuatnya melemah. Dia meninggal pada tahun 1627 setelah lama sakit. Ia digantikan oleh putra ketiganya Shah Jahan.
Kaisar Mughal (atau Mughal Besar) adalah penguasa kuat yang mengandalkan dan mendominasi sejumlah besar elit pemerintahan.
Sistem manasabdari , sebuah struktur militer dan administratif yang kemudian diadopsi oleh penguasa Mughal untuk mengklasifikasikan aristokrasi, menciptakan struktur sosial yang ketat yang harus dipatuhi oleh para elit.
Kaisar mengawasi kehidupan para bangsawan mulai dari pernikahan hingga pendidikan, pertanian, kedokteran, manajemen rumah tangga, dan peraturan pemerintah.
Perekonomian komersial kekaisaran berkembang pesat berkat pertukaran pasar dunia yang kuat, termasuk barang-barang yang diproduksi oleh petani dan pengrajin.
Pada saat yang sama, perpajakan dan kepemilikan wilayah yang dikenal sebagai Khalisa Sharifa mendukung kaisar dan istananya.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR