Dia terpaksa meninggalkan India setelah dikalahkan oleh Sher Shah Suri pada tahun 1540.
Humayun mendapatkan kembali kendali atas kekaisaran setelah kematian Sher Shah pada tahun 1545, tetapi ia kehilangan kekuasaannya lagi hanya lima tahun kemudian.
Pada tahun 1555, Humayun meninggal setelah terjatuh dari tangga. Ia digantikan oleh putranya yang masih kecil, Akbar.
Suksesi Kekaisaran
Meskipun setiap penguasa Mughal biasanya merupakan putra dari pendahulunya, garis suksesi tidak selalu mulus.
Karena takhta bersifat pilihan, tidak ada individu atau keluarga yang memiliki klaim mutlak atas takhta tersebut. Sebaliknya, setiap anak laki-laki mendapat bagian yang sama dari harta ayahnya, dan semua laki-laki di istana berhak untuk mewarisi mahkota, sehingga menimbulkan sistem yang panjang dan kontroversial.
Seringkali terjadi perselisihan yang sengit antara saudara laki-laki, dan terkadang antara ayah dan anak laki-laki.
Perselisihan ini seringkali berujung pada perang saudara dan pertumpahan darah.
Akbar Agung
Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Akbar, yang menggantikan ayahnya Humayun pada tahun 1556.
Pada masa pemerintahannya dari tahun 1556 hingga 1605, ia memperluas kekaisarannya lebih jauh, menaklukkan Afghanistan dan sebagian Asia Tengah.
Akbar adalah seorang administrator yang cakap dan pemimpin militer yang hebat. Akbar juga mereformasi administrasi peradilan dan memperkenalkan kebijakan agama baru yang membantu menciptakan masyarakat lebih toleran.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR