Pertempuran Adrianople berakhir dengan kemenangan gemilang bagi bangsa Goth. Pasukan Romawi hancur, dan dua pertiga tentaranya, termasuk banyak perwira senior, kehilangan nyawa.
Ini adalah salah satu kekalahan paling dahsyat dalam sejarah Romawi, yang mempunyai implikasi jangka panjang terhadap prestise, moral, dan kekuatan militer Kekaisaran.
Dampak Pertempuran Adrianopel Kekaisaran Romawi
Pertempuran Adrianopel mempunyai dampak langsung dan luas bagi Romawi dan Goth.
Konfrontasi epik ini tidak hanya menentukan pemenang suatu pertempuran; hal ini mengubah jalannya sejarah kedua peradaban ini dan benua Eropa yang lebih luas.
Bagi Kekaisaran Romawi, dampak langsungnya sangat menghancurkan. Hilangnya Kaisar Valens, bersama dengan sekitar dua pertiga tentara Romawi Timur, merupakan pukulan telak terhadap kekuatan militer dan prestise kekaisaran Romawi.
Pertempuran tersebut menandai kekalahan paling mematikan bagi tentara Romawi.
Kekaisaran Romawi Timur mendapati dirinya rentan, perbatasannya tidak terlindungi, dan struktur komando militernya sangat lemah.
Kekosongan yang ditinggalkan oleh kematian Valens diisi oleh Theodosius I, yang diangkat menjadi Kaisar Kekaisaran Romawi Timur oleh Gratianus, Kaisar Barat, pada tahun berikutnya.
Namun, Theodosius hanya memiliki kekuatan militer yang berkurang dan terdemoralisasi serta kehadiran Gotik yang semakin besar di dalam wilayah kekuasaannya.
Dia akhirnya memilih perdamaian, memberikan status foederati kepada bangsa Goth, sekutu semi-independen Roma yang diizinkan menetap di dalam perbatasan kekaisaran dengan imbalan dinas militer.
Hal ini merupakan perubahan besar dari kebijakan Romawi sebelumnya dan merupakan tanda pergeseran dinamika kekuasaan.
Di sisi lain, bagi bangsa Goth, kemenangan mereka merupakan pembuktian kemampuan militer mereka.
Kemenangan ini memperkuat kepercayaan diri dan memperkuat persatuan mereka, meletakkan dasar bagi transformasi mereka dari suku-suku yang terpencar-pencar menjadi kekuatan yang tangguh dalam politik Eropa.
Pertempuran Adrianople menandai awal dari berakhirnya Kekaisaran Romawi kuno, di mana menurunnya militer Romawi yang dulunya tak terkalahkan.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR