Namun, sikap ini berubah pada tahun 23 M ketika Prefek Aelius Sejanus membujuk Kaisar Tiberius untuk mengonsolidasikan Garda di dalam Castra Praetoria, yang terletak di pinggiran timur laut Roma.
Pada masa pemerintahan Kaisar Aurelian (270-275 M), barak-barak Praetorian diintegrasikan ke dalam tembok pertahanan kota. Konsolidasi ke dalam satu pangkalan tunggal ini dikatakan untuk meningkatkan kesiapan Garda dalam keadaan darurat, menjaga ketertiban, dan menangkal potensi ancaman.
Pada tahun 2 SM, Augustus membuat sebuah preseden dengan menunjuk dua Prefek Praetorian, menjadikan mereka satu-satunya figur yang diizinkan memanggul senjata di hadapan kaisar.
Menurut Christiana, keputusan ini merupakan sebuah keistimewaan unik yang menggarisbawahi pentingnya peran mereka.
“Dipercaya untuk memimpin Garda Praetorian, para prefek ini, yang memiliki pangkat tertinggi sebagai prajurit berkuda, secara bertahap menjadi bagian integral dari dewan penasihat kekaisaran, mengambil peran dalam operasi militer yudisial, keuangan, dan logistik,” ungkap Christiana.
Seiring berjalanya waktu, peran Garda Praetorian semakin penting. Jumlah pasukan dan kelompok bertambah, seiring tugas-tugas mereka yang semakin kompleks.
Kekuasaan dan Keistimewaan
Garda Praetorian memiliki pengaruh politik yang signifikan, yang bahkan mampu membuat atau menjatuhkan kaisar. Kedekatan mereka dengan kaisar memberi mereka pengaruh yang cukup besar atas suksesi dan kebijakan kekaisaran.
Dalam pengupahan, Praetorian mendapat kompensasi lebih banyak tiga kali lipat dari gaji legiuner reguler.
Kemurahan hati Augustus semakin menggarisbawahi status mereka yang lebih tinggi, mewariskan 1.000 sestertii–mata uang kuno Romawi–kepada setiap Praetorian, berbeda dengan 300 sestertii yang diterima oleh setiap legiuner.
Beberapa kaisar, termasuk Vespasianus, memberi mereka keuntungan tambahan seperti pembebasan pajak atas tanah yang diberikan di akhir masa tugas mereka.
Mereka juga memiliki perbedaan mencolok dalam segi penampilan: baju zirah dengan kualitas baja unggulan dan perisai oval.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR