Dihadapkan dengan meningkatnya oposisi dan kemungkinan perang saudara, Thrax berniat menumpas pemberontakan demi menegaskan kembali otoritasnya. Namun, usahanya terhambat oleh kesulitan logistik dan meningkatnya kekecewaan di kalangan pasukannya.
“Sebagian pasukannya ternyata bersimpati dengan perjuangan pemberontak,” ungkap Vučković.
Meski memimpin pasukan yang cukup besar, pada akhirnya Thrax tidak pernah mencapai Roma. Sebaliknya, dia mencapai Kota Aqulieia, yang menutup gerbangnya untuknya. Pada gilirannya, Thrax mengepungnya secara tak terduga.
Terletak di persimpangan strategis antara Italia dan Balkan, Aquileia adalah benteng utama dalam perjalanan Maximinus menuju Roma. Pengepungan tersebut sangat penting bagi rencananya untuk menumpas pemberontakan dan menegaskan kembali otoritasnya. Namun, para prajurit semakin kecewa dengan pemerintahan otokratis kaisar mereka. Jalur pasokan menipis dan semangat kerja rendah. Maximinus Thrax berjuang untuk mempertahankan disiplin dan kohesi di antara pasukannya.
Akhir pemerintahan singkat Maximinus Thrax
Pengepungan Aquileia merupakan peristiwa yang berlarut-larut dan penuh darah. Berlangsung selama beberapa minggu, pasukan Maximinus berusaha menembus pertahanan kota yang tangguh. Para pembela, didukung oleh kedatangan bala bantuan dari provinsi lain, melakukan perlawanan sengit. Mereka menangkis serangan berulang kali dan menimbulkan banyak korban jiwa pada tentara yang mengepung.
Meskipun mereka telah berusaha sebaik mungkin, pasukan Maximinus tidak mampu menembus pertahanan Aquileia. Di saat yang sama, semangat prajurit kian melemah seiring dengan berkurangnya pasokan dan banyaknya korban jiwa.
Sementara itu, rumor mengenai pemberontakan dan pembelotan lebih lanjut di kalangan pasukannya hanya menambah kesengsaraan Maximinus. Semua itu menebarkan perselisihan dan ketidakpastian dalam pasukan yang mengepung. Pada akhirnya, pasukannya sendiri berbalik melawannya. Mereka bertekad untuk mengakhiri tidak hanya pemberontakan tersebut, namun juga pemerintahannya yang singkat. Karena makanan hampir habis dan tidak ada sumber air minum, mereka memasuki tenda kaisar dan membunuhnya.
Kejatuhan Maximinus Thrax dan awal krisis
Pemerintahan Maximinus Thrax berakhir secara tiba-tiba dan memalukan. Pemerintahannya yang singkat menandai berakhirnya salah satu babak paling bergejolak dalam sejarah Kekaisaran Romawi.
Meski demikian, Maximinus Thrax tetap menjadi tokoh kontroversial dalam catatan sejarah Romawi. Ia dikenang karena kebangkitannya yang luar biasa dan masa pemerintahannya yang penuh bencana sebagai kaisar. Prestasi militer dan daya tarik populisnya membuatnya dihormati oleh tentara. Di saat yang sama, pemerintahan otokratis dan kebijakan kerasnya menjauhkannya dari masyarakat sipil dan senator.
Kisahnya menjadi peringatan akan bahaya ambisi yang tidak terkendali dan rapuhnya kekuasaan di Kekaisaran Romawi.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR