Aspek-aspek kepribadian dan pemerintahan Caligula ini telah memicu perdebatan di antara para sejarawan dan ahli medis mengenai dampak kesehatannya terhadap kepemimpinannya dan warisan terkenal yang ia tinggalkan.
Perdebatan Para Sejarawan
Narasi seputar kegilaan Caligula sangat kompleks dan penuh dengan kontroversi. Kurangnya bukti konkret untuk merekonstruksi kondisi mentalnya menyisakan ruang untuk spekulasi.
Sementara banyak orang menduga bahwa tindakan gila Caligula didorong oleh kesehatan mentalnya, beberapa sejarah mengatakan bahwa hal tersebut boleh jadi hanya propaganda.
Narasi senator yang menjadi sumber sebagian besar pemahaman kita tentang Caligula berusaha mendiskreditkan dirinya, menggambarkan tindakannya dalam sudut pandang yang paling negatif.
Bias ini menunjukkan bahwa interpretasi kegilaannya mungkin lebih mencerminkan agenda politik daripada kesehatan mental Caligula yang sebenarnya.
Dengan mempertimbangkan beberapa perspektif, menurut Christiana, dalam mengevaluasi kembali Caligula penting untuk bergerak lebih jauh dari sekadar mencari “Caligula gila”. Mempertimbangkan faktor-faktor historis, sosial, dan politik seharusnya tidak boleh luput.
“Meskipun analisis neuropsikiatri modern menawarkan penjelasan potensial untuk perilakunya yang tidak menentu, kurangnya bukti sejarah yang pasti dan sifat bias dari sumber-sumber kuno berarti bahwa kesimpulan apa pun harus ditarik dengan hati-hati,” jelas Christina.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR