Sementara Sparta, bersifat oligarkis. Hanya ada segelintir orang yang menguasai pemerintahan Sparta dengan senat yang terdiri dari 30 orang. Anggota senat ini adalah pemimpin dari kalangan warga negara tertentu.
Sparta dikenal juga dengan kebudayaan militeristiknya yang mengakar dari sistem pemerintahannya dalam sejarah Yunani kuno. Perbedaan inilah yang kelak membuat Sparta dan Athena berseteru. Bagi orang Sparta, sistem Athena terlalu lemah.
Kecenderungan militeristik ini bermula dari konstitusi yang dibuat oleh Lycurgus, senator Sparta yang kerap diceritakan semi-mitologi. Undang-undang yang dibautnya menuntut dedikasi total rakyat kepada negara-kota.
Tujuan dari sifat militeristik Sparta bertujuan agar warga negara bisa menjadi sumber daya manusia tangguh untuk melawan musuh. Hal ini membuat Sparta menjalani hidupnya secara kaku dibanding negara-negara kota lainnya di Yunani kuno.
Negara kota di luar Yunani
Kekuatan maritim membuat sebagian besar bangsa Yunani kuno melakukan eksplorasi di lautan. Demi menjaga sumber daya, mereka harus mendirikan koloni yang tersebar di seluruh Mediterania. Secara total, ada 500 koloni di luar Yunani pada abad kelima SM.
Koloni ini kemudian menjadi mandiri sebagai kota. Salah satunya, di Ionia atau Turki hari ini, terdapat negara kota seperti Miletos, Efesos, Smyrna, dan Halikarnassos yang berasal dari koloni sejak abad kedelapan SM.
Negara-negara kota di Ionia ini berakar dari koloni yang dibangun oleh orang negara kota Athena. Ionia berkontribusi dalam sejarah Yunani kuno yang menghadirkan ragam ilmuwan dan filsuf kuno. Tidak jarang, interaksi antara negara-negara kota di Ionia bisa pergi meraih pendidikan di Athena, atau sebaliknya.
Namun, tidak semua koloni benar-benar merdeka. Proses kolonisasi yang paling intensif terjadi semasa Dionisos I dari Sycrause sekitar 387–385 SM. Dia mengusir pengaruh Kartago dari Pulau Sisilia. Hal ini membuat koloni-koloni Yunani kuno berkembang di sekitar Laut Adriatik dan Italia.
Upaya pendirian koloni di sekitar Laut Mediterania adalah tantangan bagi masyarakat Yunani kuno. Mereka tidak hanya harus bersaing dari negara-negara kota tertentu, namun juga bangsa lain yang cukup kuat seperti bangsa Etruria (yang kelak akan mendirikan Romawi) dan Fenisia dari Timur Tengah.
Source | : | National Geographic,Cairn-Info Journals,World History Encyclopedia |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR