Nationalgeographic.co.id—Menang atau kalah, semangat dan dedikasi para atlet Olimpiade sungguh menakjubkan. Selain itu, dibutuhkan keberanian untuk tampil di hadapan begitu banyak penonton. Namun sepanjang sejarah Olimpiade, ada peserta yang mendapat julukan tercela. Ia adalah Kaisar Romawi Nero. Apa yang dilakukan oleh sang penguasa dari Kekaisaran Romawi itu?
Pada tahun 67 M, Olimpiade ke-211 diikuti oleh seorang peserta yang sangat tidak terduga, kuat, dan tidak populer. Kaisar Romawi Nero memutuskan bahwa ia adalah lawan yang layak bagi para atlet terbaik di seluruh Yunani. Keikutsertaannya dalam ajang olahraga bergengsi itu didorong oleh kecintaannya pada budaya Yunani dan keangkuhannya sendiri.
Olimpiade tradisional dalam sejarah Yunani kuno
“Turnamen Olimpiade asli adalah acara keagamaan yang didedikasikan untuk Zeus,” tulis Rachel Littlewood di laman History. Acara ini diadakan setiap empat tahun sekali di Olympia, Yunani sejak tahun 776 SM.
Para atlet berlatih sepanjang tahun, mengambil bagian untuk meraih kehormatan. Mereka berusaha untuk menang, dipuja, dan mengenakan ranting zaitun. Hanya laki-laki Yunani bebas yang boleh ambil bagian dan kaum perempuan bahkan dilarang menonton. Meskipun tidak ada catatan mengenai tindakan tersebut, menyelinap masuk adalah kejahatan yang dapat dihukum mati.
Pada tahun 67 M, pertandingan berlangsung selama empat hari. Hari pertama dimulai dengan acara khidmat dengan pengurbanan dan doa yang dipersembahkan kepada Zeus.
Banyak dari cabang olahraga, seperti lempar cakram dan lempar lembing, tidak jauh berbeda dengan atletik masa kini. Namun bedanya, banyak pesertanya yang telanjang saat berlomba. Berbeda dengan orang Romawi, orang Yunani tidak merasa malu untuk tampil telanjang. Bagi mereka, Olimpiade adalah kesempatan untuk menampilkan dan menghormati karya para dewa pada puncak kehebatan fisik.
Ada juga pertandingan tinju, gulat, berkuda, dan lari yang terkadang dilakukan dengan pakaian lengkap.
Kaisar Romawi Nero ikut serta dalam pertandingan Olimpiade
Karena Kaisar Nero adalah pemimpin militer Kekaisaran Romawi, ia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menginvasi Yunani. Berbicara tentang invasi, Yunani kehilangan kemerdekaannya dari Romawi pada pertengahan abad ke-2 SM. Oleh karena itu, keterlibatan Kaisar Romawi Nero dalam acara nasional yang penting ini sangat tidak menyenangkan. Paling tidak, bagi bangsa Yunani.
Ikut serta dalam acara semacam itu jauh di bawah status kaisar, bahkan di Yunani di mana acara tersebut dihormati. Tampil tanpa busana dan berkompetisi di depan umum dianggap oleh bangsawan Romawi sebagai tindakan yang menghina dan merendahkan. Catatan tidak menyebutkan apakah Nero berkompetisi dalam keadaan telanjang. Namun catatan tersebut menggambarkan bagaimana ia mengikuti proses sederhana tersebut dengan rombongan besar.
“Keberadaannya mengalihkan fokus dari agama dan menempatkannya dengan tegas pada kekuasaan dan politik,” tambah Littlewood.
Anda mungkin berpikir bahwa penyelenggaraan Olimpiade pada tahun 67 M tidak mengikuti siklus empat tahunan. Nero, yang tidak mau menunda petualangannya di Yunani, meminta agar acara sakral ini dipindahkan jadwalnya bertepatan dengan kunjungannya. Dan tentu saja, campur tangannya pada acara sakral tersebut tidak berakhir di situ.
Acara Olimpiade tradisional tahun 67 M
Sekembalinya ke Roma, aktivitas utama Nero adalah minum-minum, bersantai, dan berjalan-jalan di kota yang menimbulkan masalah. Oleh karena itu, aktivitas yang melibatkan berlari atau kekuatan fisik apa pun tidak terlalu menarik baginya.
Namun dia menyukai seni. Jadi, berkat suap yang sangat besar, puisi, permainan kecapi, nyanyian dan akting secara ajaib dipertandingkan di Olimpiade pada tahun 67 Masehi. Dalam demonstrasi yang jelas atas dominasi Yunani, Nero meminta pertandingan di mana dia menganggap dirinya ahli untuk ditambahkan ke dalam program. Kemudian dirinya sendiri dinyatakan sebagai pemenang dari setiap pertandingan tersebut.
Kecurangan Kaisar Romawi Nero dalam pertandingan
Tidak seperti banyak acara lain yang Nero “menangkan”, balap kereta adalah kategori Olimpiade yang sebenarnya. Balap kereta dua dan empat kuda telah berlangsung di Hippodrome sejak 680 SM. Pertandingan ini adalah satu-satunya acara yang boleh menampilkan pemenang perempuan. Pasalnya, pemilik kereta atau kuda dianggap sebagai pemenang, bukan peserta.
Nero memilih untuk mengikuti perlombaan quadriga. Sesuai dengan namanya, ini adalah kereta yang biasanya ditarik oleh empat ekor kuda. Namun. Lagi-lagi sang Kaisar Romawi itu mengabaikan tradisi dengan menaiki kereta yang ditarik oleh 10 ekor kuda. Kaisar Romawi yang sombong itu terlempar dari keretanya karena kehilangan kendali. Ia tidak dapat menyelesaikan balapan karena luka-lukanya. Namun semua ini tidak menghentikannya untuk menyatakan dirinya sebagai pemenang.
Kembali ke Roma dengan penuh kemenangan
Sementara semua orang yang terlibat merasa malu padanya, keberhasilan Nero di Olimpiade justru semakin mengobarkan egonya. Dengan bangga dia berkeliling Yunani untuk mengikuti sebanyak mungkin acara olahraga. Nero melaporkan kembali setiap acara tersebut kepada Senat seolah-olah itu adalah kemenangan besar dalam pertempuran.
Kebetulan, pertempuran sebenarnya yang melibatkan Kekaisaran Romawi tidak berjalan dengan baik. Kaisar Romawi itu akhirnya menyerah pada permohonan Senat dan kembali ke Roma. Namun ia menuntut prosesi publik dengan 1.808 hadiah tempat pertama diarak.
Nero mungkin telah kehilangan semua gelar Olimpiadenya secara anumerta. Namun kerusakan yang ia timbulkan terhadap hubungan antara Kekaisaran Romawi dan Yunani kuno masih tercatat dalam sejarah.
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR