Peristiwa ini sangat mengejutkan dunia Romawi dan menandai dimulainya berakhirnya Kekaisaran Romawi Barat.
Pada tahun 455 M, kaum Vandal di bawah pimpinan Raja Genseric kembali melakukan penjarahan, sehingga semakin merusak stabilitas Roma dan melemahkan otoritasnya.
Penjarahan Roma ini tidak hanya mengungkap kerentanan kekaisaran yang dulunya besar tetapi juga menciptakan suasana ketidakpastian dan kekacauan. Hal ini memainkan peran penting dalam membentuk konteks sejarah pemerintahan singkat Romulus Augustus.
Kehidupan Awal Kaisar Terakhir
Romulus Augustus adalah putra Flavius Orestes, seorang jenderal Romawi dan politikus keturunan Pannonia. Diketahui bahwa ia lahir sekitar tahun 460 Masehi.
Ayahnya, Orestes, pernah menjabat sebagai pejabat tinggi militer yang memiliki karier cemerlang sebagai perwira militer, bertugas di bawah beberapa kaisar Romawi Barat.
Pada tahun 475 M, Orestes diangkat menjadi Magister militum oleh Kaisar Julius Nepos. Hal ini memberinya kekuasaan yang signifikan dalam hierarki kekaisaran.
Memanfaatkan kesempatan untuk memajukan kepentingannya sendiri, Orestes memimpin pemberontakan melawan Julius Nepos, yang sudah berjuang untuk mempertahankan kendali kekaisaran di tengah kerusuhan internal dan ancaman eksternal.
Julius Nepos terpaksa mengungsi ke Dalmatia, meninggalkan kekosongan kekuasaan di Roma.
Alih-alih mengklaim takhta untuk dirinya sendiri, Orestes memilih untuk mengangkat putranya yang masih kecil. Ya, dia lah Romulus Augustus ke posisi kaisar pada akhir tahun 475 M.
Alasan pasti atas keputusan ini masih belum jelas, namun ada kemungkinan bahwa Orestes berusaha menggunakan kekuasaan dari balik layar dengan menggunakan putranya sebagai boneka.
Akibatnya, Romulus Augustus, seorang remaja yang tidak memiliki pengalaman militer atau politik mendapati dirinya dihadapkan pada tanggung jawab yang sangat besar. Dia memimpin sebuah kerajaan di ambang kehancuran.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR