Istana Topkapi adalah rumah dan markas besar Sultan Ottoman selama hampir 400 tahun. Para sultan tumbuh, tinggal, dan memerintah dari wilayah ini. Istana seluas 70.000 meter persegi ini dibagi menjadi empat halaman. “Termasuk bagian harem yang wajib dikunjungi dan perbendaharaan kekaisaran,” tulis Allison Kimsey di laman The Collector.
Bagian harem sangat menarik karena memberikan pengunjung gambaran sekilas tentang kehidupan pribadi sultan, ibu mereka, istri, dan selir. Selain mereka, kasim istana juga tinggal di Istana Topkapi. Bagian istana ini memiliki makna arsitektur penting, menampilkan gaya Ottoman dari abad ke-16 hingga ke-19.
Bagian paling mewah dari istana ini adalah perbendaharaan kekaisaran, yang menyimpan harta karun Ottoman yang mewah. Barang paling menakjubkan dalam koleksi ini adalah “Spoonmaker’s Diamond” seberat 86 karat. Berlian ini merupakan berlian terbesar keempat di dunia.
Selat Bosphorus
Bisa dibilang bahwa tengaran paling penting di Istanbul adalah Selat Bosphorus. Peperangan terjadi di perairan ini. “Selat Bosphorus juga merupakan salah satu jalur air tersibuk di dunia,” tambah Kimsey.
Mengapa Istanbul selalu menarik perhatian para penguasa terkenal, sejak Konstantinus Agung? Pasalnya, selat ini merupakan batas antara Benua Eropa dan Asia.
Menyusuri Bosphorus dengan perahu adalah cara terbaik untuk benar-benar merasakan luasnya selat ini. Pelayaran matahari terbenam memungkinkan Anda melihat transisi Istanbul dari siang ke malam dengan segala kemegahannya yang berkilauan.
Grand Bazaar (Bazar Besar)
Perjalanan ke Istanbul belum lengkap tanpa mengunjungi hiruk pikuk Grand Bazaar. Ketika memikirkan tentang sejarah, berbelanja biasanya bukan hal pertama yang terlintas dalam pikiran. Namun ini bukanlah pasar biasa. Grand Bazaar adalah salah satu pasar tertutup yang tertua dan terbesar di dunia.
Grand Bazaar pertama kali dibuka pada abad ke-15 oleh Sultan Mehmed II tepat setelah Ottoman mengambil alih Konstantinopel. Tujuannya adalah untuk merangsang perekonomian.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR