Perlu dicatat, mereka bukan satu-satunya tim di Spanyol yang memiliki kata Real di namanya. Contoh lainnya adalah Real Sociedad, Real Betis, Real Valladolid, dan Reial Club Deportiu Espanyol de Barcelona (Espanyol).
Apakah Jenderal Franco Mendukung Real Madrid?
Real Madrid, klub utama ibukota, secara nominal adalah tim kerajaan di Spanyol. Namun, mereka semakin terjalin dengan establishment selama rezim Jenderal Francisco Franco, diktator yang memerintah Spanyol sejak akhir 1930-an sampai kematiannya pada 1975.
Dampak dari Perang Saudara Spanyol, yang menyajikan berbagai penindasan wilayah seperti Catalunya dan Basque Country oleh pasukan Franco yang berdomisili di Madrid, semakin mengukuhkan perpecahan di negara itu.
Sepak bola tidak luput dari kebijakan represif yang diterapkan setelah perang. Barcelona, misalnya, dipaksa untuk menghapus bendera Catalan dari lencana mereka.
Bahasa Catalan, Galicia, dan Basque dilarang karena Franco berusaha memaksakan idenya tentang negara Spanyol yang homogen kepada rakyat.
Tindakan keras tersebut, ditambah dengan kecurigaan luas bahwa Madrid mulai diperlakukan secara istimewa, memicu anggapan bahwa Franco memiliki tempat khusus untuk klub ibukota itu.
Salah satu contohnya terjadi pada 1943, ketika Real Madrid menghajar Barcelona 11-1 pada leg kedua Copa del Generalisimo (sekarang Copa del Rey). Itu adalah hasil yang mengejutkan dan menjadi kekalahan Clasico terbesar yang pernah tercatat.
Setelahnya, muncul tuduhan dari sejumlah pemain dan staf Barcelona bahwa mereka telah diancam oleh polisi sebelum pertandingan, meskipun hal itu tidak pernah terbukti.
"Dalam pertandingan [yang berlangsung di Bernabeu] itu, Barcelona dikalahkan oleh tekanan militer dan orang-orang yang dekat dengan Falange (partai politik Fasis dan Nasional Sindikalis negara itu)," kata sejarawan Joan Barau kepada Goal tentang pertandingan kontroversial tersebut.
Baca Juga: Lama Dikungkung Tirani, Bagaimana Sejarah Sepak Bola Palestina?
KOMENTAR