Sosok yang tidak dapat dipahami dan memiliki sifat kebinatangan, sphinx menancapkan cakarnya ke dada Oedipus, kaki belakangnya sangat dekat dengan alat kelaminnya, sehingga meningkatkan ketegangan seksual pada gambar tersebut.”
“Menggambarkan femme fatale sebagai makhluk mengerikan memberikan bentuk nyata pada sifat-sifat yang dianggap aneh oleh para seniman pada seorang wanita: kecenderungan untuk berperilaku mesum, menipu, dan memanipulasi,” kata Alison.
Mengunjungi Kembali Lukisan Femme Fatale
Pada akhir abad ke-19, para seniman mulai mengeksplorasi tema-tema yang gelap dan memikat, terinspirasi oleh karakter femme fatale dari sejarah, Alkitab, dan mitologi.
Sosok-sosok wanita ini, dengan daya tarik seksual yang mematikan, digunakan untuk menggambarkan bahaya dari tunduk pada godaan mereka.
Seniman seperti Gustave Moreau, Paul Gauguin, Gustav Klimt, Franz von Stuck, dan Jan Toorop menciptakan karya-karya yang penuh dengan simbolisme dan kecemasan.
Mereka melihat femme fatale sebagai peringatan, menggambarkan mereka dengan cara yang menakutkan dan memikat sekaligus.
Salah satu contoh yang paling mencolok adalah lukisan "Die Sünde" (Dosa) karya Franz von Stuck sekitar tahun 1908. Dalam karya ini, von Stuck merujuk pada Hawa di Taman Eden. =
Seorang wanita telanjang, dengan tatapan tajam yang menantang, berdiri dengan seekor ular melilit tubuh dan lehernya. Ular tersebut membingkai payudaranya, mempertegas daya tarik seksual yang menyesatkan dan berbahaya.
Salome, femme fatale terkenal dalam Perjanjian Baru, juga menjadi subjek favorit para seniman pada akhir abad ke-19.
Dalam kisahnya, Salome menggunakan tarian erotisnya untuk meyakinkan Raja Herodes agar memenuhi keinginannya. Ia kemudian meminta kepala Yohanes Pembaptis di atas piring sebagai hadiah.
Gustave Moreau, dalam lukisan cat airnya yang berjudul "The Apparition" (1874-76), menggambarkan Salome yang berpakaian minim sedang mengalami visi mengerikan tentang kepala Yohanes Pembaptis yang terpenggal.
Karya-karya ini tidak hanya menjadi cerminan ketakutan dan daya tarik pada zaman itu tetapi juga berfungsi sebagai peringatan. Seperti yang dikatakan oleh Alison, "Kebangkitan wanita-wanita berbahaya ini dalam sastra maupun seni visual menjadi kisah peringatan bagi pria dan wanita pada masa itu."
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR