Reservoir yang secara alami cukup panas dan permeabel disebut reservoir hidrotermal, sedangkan reservoir yang cukup panas tetapi ditingkatkan dengan stimulasi hidraulik disebut sistem geotermal yang ditingkatkan.
Setelah mencapai permukaan, fluida dengan berbagai suhu dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Teknologi untuk pembangkit listrik dari reservoir hidrotermal sudah matang dan dapat diandalkan, dan telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun.
* Energi Hidro
Energi hidro memanfaatkan energi air yang bergerak dari ketinggian yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Energi ini dapat dihasilkan dari waduk dan sungai.
Pembangkit listrik tenaga waduk mengandalkan air yang disimpan di waduk, sementara pembangkit listrik tenaga aliran sungai memanfaatkan energi dari aliran sungai yang tersedia.
Waduk hidro sering memiliki beberapa kegunaan - menyediakan air minum, air untuk irigasi, kontrol banjir dan kekeringan, layanan navigasi, serta pasokan energi.
Energi hidro saat ini adalah sumber energi terbarukan terbesar dalam sektor listrik. Energi ini bergantung pada pola curah hujan yang umumnya stabil, dan dapat dipengaruhi negatif oleh kekeringan yang diinduksi iklim atau perubahan ekosistem yang mempengaruhi pola curah hujan.
Infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan energi hidro juga dapat berdampak negatif pada ekosistem. Untuk alasan ini, banyak yang menganggap hidro skala kecil sebagai opsi yang lebih ramah lingkungan, dan sangat cocok untuk komunitas di lokasi terpencil.
* Energi Samudra
Energi samudra berasal dari teknologi yang menggunakan energi kinetik dan termal air laut - gelombang atau arus misalnya - untuk menghasilkan listrik atau panas.
Sistem energi samudra masih dalam tahap pengembangan awal, dengan sejumlah prototipe perangkat gelombang dan arus pasang surut yang sedang dieksplorasi. Potensi teoretis untuk energi samudra dengan mudah melebihi kebutuhan energi manusia saat ini.
Baca Juga: Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan Wujudkan Gagasan Listrik Kerakyatan
* Bioenergi
Bioenergi dihasilkan dari berbagai bahan organik, yang disebut biomassa, seperti kayu, arang, kotoran dan pupuk lainnya untuk produksi panas dan listrik, serta tanaman pertanian untuk bahan bakar bio cair. Sebagian besar biomassa digunakan di daerah pedesaan untuk memasak, penerangan, dan pemanasan ruangan, umumnya oleh populasi miskin di negara berkembang.
Sistem biomassa modern meliputi tanaman atau pohon khusus, sisa-sisa dari pertanian dan kehutanan, dan berbagai aliran limbah organik.
Energi yang dihasilkan dengan membakar biomassa menciptakan emisi gas rumah kaca, tetapi pada tingkat yang lebih rendah daripada pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, atau gas.
Namun, bioenergi hanya harus digunakan dalam aplikasi terbatas, mengingat dampak lingkungan negatif yang potensial terkait dengan peningkatan skala besar dalam perkebunan hutan dan bioenergi, serta deforestasi dan perubahan penggunaan lahan yang diakibatkannya.
Dengan memahami contoh energi alternatif, kita dapat mengambil langkah nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan mendorong lebih banyak inovasi di bidang ini.
KOMENTAR