Komodo berburu dengan mengandalkan kemampuan berkamuflase yang baik sekaligus kesabaran untuk menunggu mangsa yang sedang lengah. Ketika mangsanya lewat, komodo akan menyergap dengan tiba-tiba dari semak-semak, mengoyak mangsanya menggunakan cakar dan gigi-giginya yang tajam.
Namun, selain dua kemampuan berburu tersebut, komodo pun dapat mengejar mangsanya dengan kecepatan mencapai 20 kilometer per jam. Mereka juga dikenal sebagai perenang dan penyelam andal.
Seekor komodo dapat melahap mangsa sebesar 80 persen berat tubuhnya dalam sekali makan. Di habitat aslinya, beberapa kali terdengar kabar penyerangan komodo terhadap manusia. Komodo juga diketahui memakan jenisnya sendiri alias kanibal, pilihan menu makanan yang tidak akan dipertimbangkan oleh spesies biawak lainnya.
Sementara itu, spesies biawak liar lainnya diketahui dapat ditemukan di banyak tempat. Tak seperti komodo yang menyukai pulau semi-tropis dengan cuaca hangat, biawak lebih menyukai habitat berair dengan suhu yang lebih dingin.
Meskipun biawak tidak memiliki serangan mematikan layaknya Komodo, mereka juga termasuk hewan agresif dan karnivora ekstrem yang memakan ikan, katak, tikus, burung, kepiting, ular, kura-kura, dan buaya muda.
Apakah Berbahaya?
Sudah menjadi hal yang cukup umum bagi pecinta reptil untuk memelihara beberapa spesies biawak sebagai hewan peliharaan, tetapi tidak demikian halnya dengan komodo. Komodo adalah kadal liar yang diciptakan untuk tinggal di alam liar.
Komodo memiliki kelenjar yang sarat dengan racun yang dapat menurunkan tekanan darah, menyebabkan pendarahan hebat dan menyebabkan syok. Komodo akan menggigit dengan giginya yang bergerigi dan menarik daging mangsa dengan leher yang kuat untuk membuat luka menganga besar yang bisa membuat mangsanya syok.
Jika mangsa lolos dari rahang komodo, keberuntungan tidak akan bertahan lama. Seekor Komodo dapat menggunakan indra penciumannya untuk mengikuti pelarian sejauh berkilo-kilometer saat racunnya mulai bekerja.
Di sisi lain, biawak umumnya berukuran lebih kecil daripada komodo dan memiliki temperamen yang lebih jinak. Namun, beberapa jenis biawak dapat menjadi agresif jika merasa terancam. Biawak juga membawa bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi pada gigitannya.
Status Konservasi
Source | : | Rekoforest.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR