Nationalgeographic.co.id—Dalam dunia hewan, biawak dan komodo ternyata memiliki kekerabatan. Namun, keduanya punya ciri dan karakter yang berbeda, tetapi seperti apa perbedaan persisnya?
Kini, komodo memang lebih dikenal dunia dan jadi hewan yang dilindungi karena kelangkaannya. Di sisi lain, biawak masih kerap berkeliaran di banyak tempat dan sering ditangkap manusia.
Meski yang satu lebih dilindungi, bentuk umum komodo dan biawak sejatinya terlihat mirip. Bahkan kedua berasal dari satu famili yang sama.
Dan lebih dari itu, dalam kekerabatan dunia hewan, komodo sebenarnya adalah biawak. Persisnya, komodo merupakan salah satu spesies biawak terbesar.
Ukuran Tubuh
Seekor komodo jantan dewasa dapat memiliki berat antara 70 hingga 90 kilogram dengan panjang 2,59 meter. Adapun, rata-rata berat komodo betina adalah sekitar 69 hingga 73 kilogram dan berukuran 2,29 meter.
Sementara itu, ukuran biawak sangat bervariasi tergantung dengan jenisnya. Namun rata-rata biawak dewasa dapat tumbuh hingga panjang 1 hingga 3 meter.
Dengan ukuran tubuhnya yang besar, komodo juga memiliki penampilan yang lebih menyeramkan daripada kebanyakan biawak. Leher dan ekor komodo lebih kuat dan tebal, sementara rata-rata spesies biawak memiliki ukuran ekor dan leher yang lebih kecil dari komodo.
Habitat dan Pemangsaan
Menurut Rekoforest.org, komodo hidup secara eksklusif di Indonesia, tepatnya di Pulau Komodo dan empat pulau kecil di sekitarnya: Rinca, Flores, Gili Dasami, dan Gili Montana. Keeksklusifan komodo ini berbeda halnya dengan biawak yang keberadaannya tersebar di Asia, Afrika, dan Australia.
Di pulau-pulau tersebut, di mana komodo menjadi daya tarik wisata di Indonesia, spesies reptil terbesar ini mendominasi ekosistemnya. Reptil ini memangsa apa saja, mulai dari invertebrata hingga mamalia.
Baca Juga: Dunia Hewan: Apakah Biawak Berbahaya? Apa Perbedaannya dengan Komodo?
Komodo berburu dengan mengandalkan kemampuan berkamuflase yang baik sekaligus kesabaran untuk menunggu mangsa yang sedang lengah. Ketika mangsanya lewat, komodo akan menyergap dengan tiba-tiba dari semak-semak, mengoyak mangsanya menggunakan cakar dan gigi-giginya yang tajam.
Namun, selain dua kemampuan berburu tersebut, komodo pun dapat mengejar mangsanya dengan kecepatan mencapai 20 kilometer per jam. Mereka juga dikenal sebagai perenang dan penyelam andal.
Seekor komodo dapat melahap mangsa sebesar 80 persen berat tubuhnya dalam sekali makan. Di habitat aslinya, beberapa kali terdengar kabar penyerangan komodo terhadap manusia. Komodo juga diketahui memakan jenisnya sendiri alias kanibal, pilihan menu makanan yang tidak akan dipertimbangkan oleh spesies biawak lainnya.
Sementara itu, spesies biawak liar lainnya diketahui dapat ditemukan di banyak tempat. Tak seperti komodo yang menyukai pulau semi-tropis dengan cuaca hangat, biawak lebih menyukai habitat berair dengan suhu yang lebih dingin.
Meskipun biawak tidak memiliki serangan mematikan layaknya Komodo, mereka juga termasuk hewan agresif dan karnivora ekstrem yang memakan ikan, katak, tikus, burung, kepiting, ular, kura-kura, dan buaya muda.
Apakah Berbahaya?
Sudah menjadi hal yang cukup umum bagi pecinta reptil untuk memelihara beberapa spesies biawak sebagai hewan peliharaan, tetapi tidak demikian halnya dengan komodo. Komodo adalah kadal liar yang diciptakan untuk tinggal di alam liar.
Komodo memiliki kelenjar yang sarat dengan racun yang dapat menurunkan tekanan darah, menyebabkan pendarahan hebat dan menyebabkan syok. Komodo akan menggigit dengan giginya yang bergerigi dan menarik daging mangsa dengan leher yang kuat untuk membuat luka menganga besar yang bisa membuat mangsanya syok.
Jika mangsa lolos dari rahang komodo, keberuntungan tidak akan bertahan lama. Seekor Komodo dapat menggunakan indra penciumannya untuk mengikuti pelarian sejauh berkilo-kilometer saat racunnya mulai bekerja.
Di sisi lain, biawak umumnya berukuran lebih kecil daripada komodo dan memiliki temperamen yang lebih jinak. Namun, beberapa jenis biawak dapat menjadi agresif jika merasa terancam. Biawak juga membawa bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi pada gigitannya.
Status Konservasi
Status konservasi komodo di IUCN adalah Endangered (EN). Sejak tahun 1990-an, pihak berwenang Indonesia pun telah menetapkan status perlindungan untuk komodo, satwa ini pun terdaftar dalam Apendiks I CITES dalam perdagangan satwa liar internasional.
Prioritas dan ancaman populasi Komodo berbeda berdasarkan kondisi masing-masing pulau. Namun, 85 persen habitatnya berada di kawasan yang tidak terlindungi, membuat komodo rentan terhadap ancaman aktivitas manusia.
Perburuan rusa sebagai mangsa utama mereka, metode pertanian yang berisiko, dan persaingan yang tinggi dengan anjing liar yang diperkenalkan oleh manusia yang permukimannya berdampingan dengan habitat Komodo, semuanya berdampak pada populasi mereka.
Di sisi lain, biawak juga kerap diburu untuk diambil kulitnya, terutama digunakan untuk membuat sepatu, tas tangan, atau ikat pinggang. Manusia juga memakan dagingnya dan menggunakan lemaknya dalam pengobatan tradisional.
Terlepas dari Status Konservasi Least Concern (LC), beberapa spesies biawak juga telah terdaftar di Appendix II CITES.
Sebagai contoh, biawak air tawar (Varanus salvator) digolongkan sebagai satwa dengan status konservasi Risiko Rendah (LC) oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature). Spesies dengan status ini dianggap masih berjumlah banyak.
Meski demikian, biawak air tawar masuk dalam daftar Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), suatu perjanjian internasional antarnegara yang mengatur perdagangan internasional spesies satwa dan tanaman liar.
Spesies CITES II adalah spesies yang belum tentu terancam punah, tetapi perdagangan spesies ini harus dikendalikan agar spesies ini dapat tetap terjaga kelangsungan hidupnya.
Source | : | Rekoforest.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR