Baca Juga: Cyclops, Ras Raksasa Mitologi Yunani Bermata Satu, Hidup di Perut Bumi
"Gelombang P bergerak dengan cepat, sekitar 5 km per detik dalam batuan seperti granit," kata Clegg.
Gelombang kedua, S-waves ('S' singkatan dari 'secondary'), lebih lambat, gelombang transversal, bergerak dari sisi ke sisi. Tidak seperti P-waves, mereka tidak bisa bergerak melalui cairan, yang menjadikan kedua jenis gelombang ini penting dalam membantu kita memahami inti Bumi.
Pada tahun 1906, geolog Richard Oldham membuat penemuan penting tentang struktur dalam Bumi.
Ketika Oldham mempelajari bagaimana gelombang-gelombang ini bergerak melalui Bumi, ia memperhatikan sesuatu yang aneh. Ia menyadari bahwa gelombang S tidak bisa melewati bagian tertentu dari dalam Bumi.
Oldham menyimpulkan bahwa bagian inti Bumi adalah cair, karena gelombang S hanya bisa bergerak melalui bahan padat. Hal ini memberikan petunjuk penting bagi ilmuwan lain dalam memahami tentang struktur dalam Bumi.
Terobosan Oldham mengarah pada gambaran yang diterima secara luas tentang inti yang cair, tetapi 30 tahun kemudian, Inge Lehmann menyadari bahwa ide Oldham terlalu sederhana.
Inge Lehmann melakukan pengukuran dengan seismometer yang lebih canggih. Ia menemukan bahwa inti Bumi tidak hanya terdiri dari inti luar yang cair, tetapi juga memiliki inti dalam yang padat. Penemuan ini dikonfirmasi oleh Beno Gutenberg dan Charles Richter pada tahun 1938.
Studi lebih lanjut menemukan gelombang yang lebih halus yang menunjukkan bahwa inti dalam adalah padat.
Meski begitu, Clegg menekankan, "sifat yang tepat dari inti bagian dalam masih menjadi perdebatan yang signifikan."
Asumsi bahwa inti terdiri dari besi dan nikel berasal dari frekuensi unsur-unsur ini di wilayah lokal galaksi kita dan pemahaman kita tentang bagaimana planet kita terbentuk.
Hasil eksperimen menggunakan metode "diamond anvil cell" (DAC) menunjukkan bahwa inti dalam Bumi kemungkinan besar adalah padatan kristalin.
Baca Juga: Bagaimana Bisa Mineral Baru dalam Perut Bumi Muncul ke Permukaan?
Secara realistis, kita mungkin tidak akan pernah mencapai inti Bumi. Namun, seperti yang Clegg sampaikan, "getaran planet kita sendiri, yang dihasilkan oleh gempa bumi dan ditafsirkan oleh para ilmuwan cerdik seperti Inge Lehmann, memberi kita sarana untuk menjelajah dengan pikiran kita ke tempat yang tidak akan pernah kita kunjungi secara langsung."
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR