Nationalgeographic.co.id—Ketika raja kokain Pablo Escobar menyetujui hukuman penjara di Kolombia, dia mengajukan beberapa syarat. Dia membangun sebuah penjara yang sangat mewah sehingga disebut sebagai “Hotel Escobar” atau “Klub Medellin”. Namun nama yang bertahan lama hingga kini adalah adalah La Catedral.
Meski disebut penjara, tempat ini jauh dari kesan menyedihkan. La Catedral memiliki lapangan sepak bola, jakuzi, dan air terjun.
Memang benar, La Catedral lebih tepat dianggap sebagai benteng alih-alih penjara. Di tempat ini, Escobar secara efektif mengusir musuh-musuhnya. “Ia mengurung diri sambil terus menjalankan bisnisnya yang mengerikan,” tulis Gina Dimuro di laman All That’s Interesting.
Pablo Escobar Menyerahkan Diri ke Pihak Berwajib
Pemerintah Kolombia kesulitan untuk mengadili Pablo Escobar. Hal ini disebabkan karena sang gembong narkoba itu sangat populer di kalangan masyarakat tertentu.
Hingga saat ini, sebagian orang mencerca kekerasan dan kehancuran yang Escobar buat. Namun ada juga yang mengenang tindakan amalnya di kota kelahirannya.
Meski ada perbedaan pendapat, sekelompok kecil politisi dan polisi bertekad menegakkan supremasi hukum di Kolombia. Mereka menolak diintimidasi oleh Escobar.
Situasi akhirnya menemui jalan buntu karena kedua belah pihak menolak menyerah sampai kebijakan baru disepakati. Kedua pihak pun negosiasi penyerahan diri.
Persyaratan penyerahan tersebut menetapkan bahwa Escobar dan kroni-kroninya akan menghentikan terorisme di dalam negeri. Kelompok itu akan menyerahkan diri kepada pihak berwenang.
Namun hal itu tidak dilakukan dengan cuma-cuma. Escobar menuntut janji bahwa mereka tidak akan diekstradisi ke Amerika Serikat. Ekstradisi berarti diadili di pengadilan AS yang sangat dihindari oleh Escobar.
Baca Juga: Pablo Escobar: Kisah Sang Raja Kokain dan 3 Teori Penyebab Kematiannya
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR