Nationalgeographic.co.id—Ada banyak spesies kecubung (genus Datura) yang tersebar di seluruh dunia. Sebagian besar kecubung berasal dari Amerika Utara, seperti Amerika Serikat dan Meksiko yang diperkirakan jejak arkeologinya sudah ada sejak 3.000 tahun.
Ada pun para ahli botani di seluruh dunia juga menyingkap keberadaannya di Asia, seperti Datura ferox yang berasal dari Tiongkok, D. metel dari India dan Asia Tenggara, dan D. leichardthii dari Australia.
Keragaman spesies di seluruh dunia ini diperkirakan dari proses introduksi, baik secara alami maupun peran manusia. Misalnya, ada pendapat yang menyatakan kecubung dari Amerika tersebar berkat buah kecubung—atau kapsul biji—tersebar melintasi Samudra Atlantik sampai akhirnya tiba di Afrika.
Bagaimanapun, peradaban manusia sudah mengenal tumbuhan liar ini. Karena bentuknya yang menarik berupa bunga trompet dengan warna mencolok dan buahnya yang bisa membuat orang berhalusinasi dan beracun, tumbuhan ini dimanfaatkan. Pemanfaatannya dijadikan sebagai bagian ritual keagamaan.
Kecubung dalam kebudayaan Amerika
Sebagai salah satu tempat utama asalnya, kecubung dimanfaatkan oleh pelbagai peradaban asli Amerika sebelum kedatangan Colombus.
Suku pribumi AS di California Selatan seperti Tongva dan Chumash menggunakan kecubung spesies datura suci (sacred datura) atau D. wrightii sebagai konsumsi yang menunjukkan kedewasaan laki-laki.
Kecubung diolah menjadi minuman. Minuman ini dianggap sebagai pengembangan kekuatan spiritualitas bagi laki-laki dewasa. Karena beracun, tidak semua anak-anak bisa selamat.
Dalam mitologi masyarakat Chumash, kecubung dikisahkan merupakan perwujudan dari leluhur berupa wanita tua "Momoy" setelah banjir besar. Perubahan wujud sosok ini menjadi pemisah antara zaman mitos dan dunia modern.
Bagi masyarakat Navajo yang mendiami AS barat daya, menggunakan kecubung dengan batas tertentu. Mereka menghindari efek halusinasi dan beracun, kecuali pada tindakan ritual.
Orang Navajo menggunakan akar potongan akar kecubung kepada korban pencurian untuk mengungkap identitas pelaku.
Baca Juga: Tumbuhan Kecubung: Antara Obat dan Racun yang Menyebabkan Halusinasi
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR