Misalnya, orca di Australia bekerja sebagai tim untuk membunuh paus biru, hewan terbesar di Bumi. Orca Antarktika menggunakan gelombang sebagai alat untuk menyingkirkan anjing laut ke dalam air. Dan orca di Afrika Selatan menyantap hati hiu putih besar.
Populasi orca di Semenanjung Iberia terdaftar oleh the International Union for Conservation of Nature sebagai spesies yang sangat terancam punah, dan hanya tersisa kurang dari 40 individu. Orca di wilayah ini memiliki pola makan khusus dan sebagian besar memakan tuna sirip biru.
Salah satu penjelasan mengapa orca mulai menenggelamkan kapal bisa jadi adalah banyaknya makanan pokok mereka. Sempat terancam punah karena penangkapan ikan yang berlebihan, tuna sirip biru Atlantik mulai “bangkit”. Hal ini berkat penegakan kuota penangkapan ikan yang berkelanjutan.
“Sekarang populasi tuna sirip biru telah pulih. Jadi masuk akal jika orca tidak hanya mendapat gizi yang baik, namun mereka juga memiliki lebih banyak waktu luang. Dan itulah sebabnya mereka lebih banyak melakukan aktivitas sosial,” kata Zerbini.
Mencari permainan, bukan balas dendam
Peneliti menekankan bahwa menggambarkan pertemuan ini sebagai serangan atau balas dendam itu tidak akurat. Kesimpulan yang kurang tepat dapat membahayakan keberadaan hewan langka tersebut.
Pada Agustus 2023, awak kapal yang melintasi Selat Gibraltar menembakkan proyektil ke arah orca. Tindakan tersebut dilaporkan sebagai kejahatan terhadap spesies yang dilindungi oleh para pelestari lingkungan.
“Balas dendam jelas bukan motivasi mereka di sini,” kata Lott, seraya menambahkan bahwa tidak ada kasus orca liar yang tercatat membunuh seseorang. Namun manusia, selama beberapa dekade, memberi banyak kesempatan untuk membalas dendam, seperti memburu para orca.
Meski begitu, ditabrak oleh orca—walaupun sambil bercanda—bisa menjadi hal yang menakutkan. Karena itu, para ahli merekomendasikan kapal untuk menavigasi di sekitar titik rawan orca yang diketahui di Selat Gibraltar. Atau segera menjauh jika ada orca mendekat dan memberi tahu kapal lain di area tersebut tentang lokasi orca.
Para ilmuwan juga berencana bereksperimen dengan tindakan yang tidak berbahaya untuk mencegah orca merusak kemudi. Misalnya menarik perahu sebagai umpan atau memodifikasi kemudi.
Mereka juga akan menguji menggunakan suara yang tiba-tiba dan tidak terduga untuk menghalangi orca yang sedang bersenang-senang.
“Kami telah melihat bahwa, jika Anda memicu refleks kejut ini, hewan tersebut akan menjauh,” kata Thomas Goetz, peneliti bioakustik hewan di Universitas St. Andrews di Skotlandia.
Lott juga yakin tren remaja ini akan berakhir. Pasalnya, telah terjadi jumlah insiden mulai menurun pada tahun 2024. Pada tahun 1980-an, orca di Puget Sound, Washington, mulai membawa salmon mati di kepala mereka seperti topi. “Tren ini menghilang secepat kemunculannya,” katanya.
Sementara itu, Lott menyarankan agar masyarakat tetap tenang dan menerima nasihat yang tepat. “Mudah-mudahan semuanya akan baik-baik saja bagi para pelaut dan orca,” harapnya.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR