Clyde membunuh pria itu dengan memasukkan tengkoraknya ke dalam pipa logam. Narapidana lain yang sudah menjalani hukuman seumur hidup datang membantu Clyde dan mengaku bertanggung jawab.
Saat di penjara, Clyde memotong dua jari kakinya agar bisa keluar dari bekerja di ladang. Tanpa sepengetahuannya, ibunya telah berhasil menjamin pembebasannya. 6 hari kemudian, pada tanggal 2 Februari 1932, dia kembali menjadi orang bebas.
Namun, masa hukumannya di penjara telah mengubah dirinya. Dia menjadi pemarah dan getir serta berusaha membalas dendam terhadap sistem yang mengizinkan pelecehan terhadapnya.
Setelah dibebaskan, Clyde tinggal bersama Bonnie sambil memulihkan diri dari luka-lukanya. Dalam waktu 2 minggu, dia meyakinkan Bonnie untuk bergabung dengannya dalam kehidupan kriminal. Dengan bantuan penjahat kelas kakap lainnya, geng dibentuk dan kejahatan pun terjadi.
Kejahatan dimulai
Pada bulan April, Bonnie dan sesama anggota geng Ralph Fults ditangkap saat mencoba merampok sebuah toko. Fults diadili dan dihukum. Setelah 3 bulan, sistem hukum gagal mendakwa Bonnie dan dia dibebaskan.
Sementara itu, Clyde dan anggota geng lainnya menambahkan pembunuhan ke dalam daftar kejahatan mereka. Geng itu membunuh seorang tukang perhiasan bernama John Bucher.
Serangkaian perampokan dimulai, tetapi tidak ada yang berhasil mendapatkan uang dalam jumlah besar. Pada bulan Agustus, mereka melukai Sheriff C.G. Maxwell dan membunuh Deputi Sheriff E.C. Moore.
Kedua anggota hukum itu mendekati Clyde saat bersama dengan anggota geng lainnya. Mereka semua sedang minum minuman keras di pesta dansa pedesaan.
Pada bulan-bulan berikutnya, semakin banyak anggota yang bergabung dengan geng tersebut. Geng itu terkenal karena kebrutalan dan pembunuhan tanpa pandang bulu. Saudara laki-laki Clyde, Buck, dibebaskan dari penjara. Bersama istrinya, Blanche, ia bergabung dengan geng, yang beroperasi dari tempat persembunyian sementara di Joplin, Missouri.
Dengan perilaku gaduhnya, geng tersebut menarik perhatian seorang tetangga yang menelepon polisi. Dianggap sebagai operasi penyelundupan, polisi merespons dengan tegas dan baku tembak pun terjadi. Polisi, yang tidak memiliki jumlah tersangka, tidak dapat menghentikan pelarian Geng Barrow.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Dugaan Perselingkuhan yang Menghancurkan Dinasti Capetian
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR