Nationalgeographic.co.id—Sejarah telah memberikan pengalaman yang berharga bagi kehidupan manusia modern. Terlebih, temuan arkeologi juga membuka cakrawala tentang asal-usul suatu kebudayaan.
Salah satu caranya adalah dengan menelusuri dari apa yang mereka makan. Dalam penemuan yang spektakuler, para arkeolog telah berhasil mengungkap jejak sejarah piza dalam lukisan kuno berusia 2.000 tahun!
"Lukisan piza tersebut ditemukan selama penggalian di sebuah situs yang diyakini sebagai pasar yang ramai di kota kuno yang pernah berkembang pesat," ungkap Andrei Tapalaga dalam artikelnya.
Ia menuliskannya kepada History of Yesterday dalam artikel berjudul Archeologists Discover Pizza Painting Dating Back Over 2,000 Years, yang diterbitkan pada 28 Juni 2023.
Disebutkan bahwa penemuan arkeologis lukisan dinding itu ditemukan di aula sebuah rumah, di sebelah toko roti selama penggalian terbaru di situs tersebut di Italia selatan. Temuan ini berasal dari proyek Regio IX di pusat Taman Arkeologis Pompeii.
Bangunan itu sebagian digali pada abad ke-19 sebelum penggalian dimulai kembali pada bulan Januari 2023—hampir 2.000 tahun sejak letusan gunung berapi yang melanda kota tersebut.
Jurnalis dari BBC News, James Gregory menulis bahwa para arkeolog di taman Warisan Dunia UNESCO mengatakan, lukisan dinding yang menggambarkan roti pipih, dilukis di samping gelas anggur, kemungkinan dimakan dengan buah-buahan seperti delima atau kurma atau dibumbui dengan rempah-rempah dan sejenis saus pesto.
James Gregory menulisnya dalam artikel yang berjudul Pompeii archaeologists discover 'pizza' painting, terbitan 27 Juni 2023. "Situs ini hanya berjarak sekitar 23 km dari kota Naples—yang kini menjadi rumah bagi piza Italia yang dilindungi UNESCO," terusnya.
Letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M mengubur Pompeii dalam abu, membekukan kota dan penduduknya dalam waktu singkat. Situs ini telah menjadi sumber informasi yang kaya bagi para arkeolog sejak ditemukan pada abad ke-16.
Penemuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang asal-usul piza dan memberikan wawasan berharga tentang kebiasaan dan preferensi kuliner peradaban kuno yang menciptakannya.
Analisis dan pemeriksaan terperinci terhadap lukisan piza tersebut mengungkap detail menarik tentang topping yang digunakan dalam piza kuno.
Baca Juga: Mengapa Penemuan dan Penggalian Pompeii Penting bagi Sejarah Dunia?
Dalam jejak kuno itu, memperlihatkan berbagai bahan yang masih sederhana. Alih-alih piza modern, bahan yang digunakan masih sederhana, "termasuk keju, rempah-rempah, dan yang tampak seperti irisan sayuran," imbuhnya.
Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di zaman kuno, piza merupakan hidangan yang dapat disesuaikan, yang memungkinkan setiap orang untuk mempersonalisasi pengalaman kuliner mereka, sesuai dengan keinginannya.
Selain makna gastronomiknya, lukisan piza ini menawarkan sekilas gambaran ekspresi artistik dunia kuno. Lukisan ini memamerkan keterampilan dan keahlian para seniman kuno, yang dengan ahli menggambarkan tekstur, warna, dan susunan bahan-bahan pada piza.
Seni telah lama menjadi sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial. Perhatian terhadap detail dan penggunaan pigmen yang cerah menyoroti bakat artistik dan pentingnya budaya yang melekat pada makanan di masyarakat kuno.
Secara historis, lukisan ini menjadi bukti akan pentingnya makanan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kuno. Artefak ini menunjukkan bahwa piza bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol pertemuan sosial, perayaan, dan ikatan masyarakat.
Penggambaran piza yang cermat dalam lukisan ini menunjukkan bahwa piza memiliki tempat khusus dalam jalinan budaya peradaban kuno. Terlebih, lukisan piza tersebut memunculkan pertanyaan menarik tentang peran makanan dalam seni sepanjang sejarah.
Lukisan tersebut mendorong kita untuk mempertimbangkan bagaimana kreasi kuliner telah mengilhami dan memengaruhi berbagai upaya artistik, baik di masa lalu maupun masa kini.
Dari sudut-sudut artistik yang tergurat dalam seni kuno tersebut menunjukkan hubungan universal manusia dengan makanan dan ketertarikan abadi untuk menangkap esensinya dalam bentuk artistik.
Estetika dalam lukisan ini menyiratkan sifat universal dari tradisi kuliner dan menggarisbawahi daya tarik yang abadi terhadap makanan sebagai sumber kegembiraan, komunitas, dan inspirasi artistik.
Bagaimana pun, karya kuno yang sangat berharga ini berfungsi sebagai pengingat akan esensi kelezatan, bahwa kenikmatan makanan dan seni telah lama terjalin sepanjang sejarah manusia.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | History of Yesterday,BBC |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR