Yudhistira juga mengatakan bahwa revolusi hijau ini berkontribusi terhadap penyediaan pangan secara keseluruhan. Namun adanya eksploitasi yang terus-menerus akan berdampak pada terhambatnya keberlanjutan produksi pangan karena adanya ambang batas optimalisasi dari eksploitasi lahan tersebut.
Dia menekankan, agar lahan pertanian jangan hanya dimanfaatkan sebagai lahan produksi saja, tetapi harus diperhatikan juga kesinambungannya. Melalui pengelolaan kesuburan lahan yang tepat, maka kita dapat mengambil manfaat dari produksi tanaman yang diupayakan dan juga keberlangsungannya dapat dipertahankan.
Saat ini ketergantungan pada pupuk kimia memang akan berdampak pada melimpahnya hasil produksi yang diperoleh petani. Padahal di sekitar lahan pertanian banyak sumber daya hayati seperti mikroba hayati, tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hayati yang dapat dimanfaatkan. Selain itu dapat mengembalikan kesuburan tanah, lebih memberikan dampak keberlanjutan pada pemanfaatan lahan tersebut, dan tentunya akan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Selain sebagai sumber daya hayati lokal ada juga sumber daya laut yang belum banyak dieksploitasi. Salah satunya adalah rumput laut yang digunakan sebagai bahan biostimulan dan juga pembenah tanah dapat juga dioptimalkan mengingat Indonesia sebagai negara kelautan dengan garis pantai yang sangat luas tentu menyimpan sumber daya alam laut yang melimpah dan tentu saja pemanfaatannya juga harus dioptimalkan,” pungkasnya.
Source | : | Brin.go.id |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR