Di sisi lain, kedekatan Monroe dengan figur publik ternama serta perjuangannya menghadapi masalah pribadi menciptakan citra kompleks yang selalu menarik perhatian publik.
Komitmennya untuk mendobrak norma gender yang membatasi dan melawan arus sosial semakin mengukuhkan statusnya tak hanya sebagai selebriti, tetapi juga sebagai ikon budaya dalam pembicaraan mengenai otonomi dan kekuatan perempuan.
Warisan Marilyn Monroe juga terjalin erat dalam jalinan budaya popular. Citranya terus dirayakan dalam berbagai bentuk. Mulai dari lukisan pop art Andy Warhol yang terkenal hingga penggambarannya dalam film dan lagu yang melankoliskan kisah hidupnya.
"Dampak Monroe terhadap seni begitu besar, menjadikannya sosok abadi yang penuh nostalgia dan tolok ukur keglamoran serta daya pikat," papar Dr. Laura Whitman di laman Memory Cherish.
Dalam ranah pengaruh sosial, Monroe terus menjadi simbol introspeksi dan perubahan sikap terhadap peran gender yang terjadi pada era 1960-an.
Ia merupakan perwujudan awal semangat feminis untuk membebaskan diri dari belenggu tradisi, membuka jalan bagi gerakan selanjutnya yang memperjuangkan kesetaraan gender.
Kehidupannya menjadi subjek analisis yang tak pernah henti, cermin tak pudar yang memantulkan tantangan dan kemenangan dalam perjalanan masyarakat menuju penerimaan keragaman dan pemberdayaan.
Relevansi Abadi Marilyn Monroe di Era Modern
Warisan Marilyn Monroe yang tak tergantikan terus memengaruhi media modern, fesyen, dan seni, menjadikannya ikon abadi yang tak lekang oleh waktu.
Lihat saja bagaimana puluhan tahun setelah kematiannya, kisah hidup dan persona Monroe terus dikunjungi kembali melalui berbagai media.
Film biopik terbaru yang diperankan oleh Ana de Armas berhasil menangkap kerentanan dan persona ikonik Monroe di layar lebar, memicu perbincangan baru mengenai pentingnya sang bintang yang tak lekang oleh waktu.
Baca Juga: Marilyn Monroe: Kisah Hidup Sang Ikon Pop Sohor dalam Sejarah Dunia
KOMENTAR