Nationalgeographic.co.id—Sebanyak 1.090 proposal inovasi eco project telah dikirim oleh para pelajar SMA atau sederajat dari seluruh Indonesia untuk mengikuti ajang Toyota Eco Youth (TEY) ke-13. Tim panitia TEY telah menerima dengan baik ribuan proposal tersebut dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta lewat pendaftaran gelombang pertama ataupun kedua yang sama-sama telah ditutup.
Bagi tim TEY, jumlah proposal eco project tahun ini yang bisa lebih dari 1.000 merupakan sebuah pencapaian yang menggembirakan. Hal ini menunjukkan adanya minat dan perhatian yang tinggi dari generasi muda di seluruh provinsi Indonesia terhadap isu penyelamatan lingkungan.
Dari 1.090 proposal eco project yang masuk tahun ini, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah proposal terbanyak, yakni 180 proposal. Di belakangnya ada DKI Jakarta dengan 145 proposal, Jawa Timur dengan 137 proposal, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 100 proposal, Sulawesi Selatan dengan 68 proposal, Kalimantan Timur dengan 67 proposal, Jawa Tengah dengan 63 proposal, Sumatra Utara dengan 63 proposal, Bali dengan 44 proposal, dan Banten dengan 41 proposal.
Berdasarkan asal sekolah, SMAN 21 Makassar menjadi sekolah dengan jumlah proposal terbanyak. Para pelajar SMAN 21 Makassar telah mengirimkan 54 proposal eco project untuk ajang TEY pada tahun 2024 ini.
Di belakangnya, ada SMAN 1 Mojokerto dengan 21 proposal, SMAN 30 Jakarta dengan 17 proposal, SMAN 1 Purwosari di Jawa Timur dengan 16 proposal, SMAN 1 Sunggal di Sumatra Utara dan SMAN 6 Balikpapan dengan masing-masing 15 proposal, serta MAN 1 Kabupaten Gorontalo dan SMAN 1 Gerung di Nusa Tenggara Timur dengan masing-masing 14 proposal.
Tim TEY akan mulai menyeleksi semua proposal yang masuk ini untuk memilih para finalis terbaik. Tahapan selanjutnya adalah workshop dan mentoring yang akan dilaksanakan secara hybrid yaitu gabungan aktivitas online dan offline.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan arahan secara langsung kepada pengembangan dan penerapan proposal para finalis. Harapannya, berbagai tantangan dan kesulitan yang mungkin dihadapi para finalis saat pembuatan eco project dapat dikomunikasikan serta memeroleh solusi dalam implementasinya.
Nantinya manajemen Toyota Indonesia, selaku inisiator dari rangkaian kegiatan TEY ini, akan terjun langsung di sejumlah sekolah menengah di beberapa wilayah Indonesia. Tim Toyota juga akan melaksanakan tatap muka secara daring demi membantu para finalis mewujudkan proposalnya.
Digelar pertama kali pada 2005 dan hampir rutin tiap tahun, Toyota Eco Youth telah memasuki pergelaran ke-13 pada tahun 2024 ini. Rangkaian kegiatan TEY ini merupakan inisiasi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota-Astra Motor (TAM).
Kompetisi yang berlangsung hampir tiap tahun ini telah melibatkan partisipasi pelajar SMA atau sederajat hingga 1.700 SMA dari 34 provinsi di Indonesia. Total proposal proyek yang pernah masuk mencapai hampir 4.000 proposal.
Beberapa proposal yang pernah masuk antara lain adalah inovasi pemanfaatan food loss and waste (FLW). Limbah makanan diolah menjadi makanan ternak dan pupuk kompos, sedangkan kotoran ternak akan dimasukkan ke dalam instalasi biogas untuk selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik oleh generator yang kemudian akan disalurkan ke tiap unit Eco-charging station yang akan menjadi sumber listrik.
Baca Juga: Anak Muda Indonesia Punya Segudang Inovasi untuk Karbon Netral
Ada pula eco project proposal yang membuat aplikasi menanggulangi sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga. Pengguna aplikasi yang telah menyetorkan sampah anorganik atau barang bekas lainnya akan mendapat poin yang nantinya dapat ditukarkan dengan uang digital atau bahan pokok.
Dalam edisi ke-13 ini, TEY mengangkat tema “EcoActivism, Saatnya Aksi Jaga Bumi”. Unsur utama dari TEY kali ini adalah gerakan (movement) kaum muda untuk penyelamatan lingkungan dengan target utama untuk lingkungan lebih baik dan berdampak ke sekitar.
Aksi dan gerakan untuk peduli terhadap lingkungan telah diusung oleh banyak anak muda di seluruh dunia dan terbukti banyak berdampak. Di Swedia, ada Greta Thunberg. Dan di Indonesia, ada Aeshnina Azzahra. Kedua remaja tersebut adalah sedikit contoh dari anak-anak muda dunia yang telah membuat gerakan untuk menyelamatkan bumi dari krisis iklim.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menekankan pentingnya peran anak-anak muda dalam memerangi masalah ilmiah yang kompleks dan kesulitan sosial yang ditimbulkan oleh krisis iklim.
Anak-anak muda perlu terlibat dalam gerakan peduli iklim karena merupakan generasi berikutnya yang menghuni bumi dan mewarisi tanggung jawab untuk melindungi planet ini. Ketimbang generasi tua, generasi anak mudalah yang juga bakal paling terdampak oleh efek krisis iklim.
Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Jenderal PBB, pernah mengatakan bahwa anak-anak muda yang mahir menyebarkan kebiasaan dan teknologi baru memiliki posisi yang baik untuk berkontribusi dalam memerangi krisis iklim.
Ban menekankan, “Mereka (anak-anak muda) mudah beradaptasi dan dapat dengan cepat menjadikan gaya hidup dan pilihan karier rendah karbon sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka."
"Oleh karena itu, anak-anak muda harus diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal, nasional, dan global. Mereka dapat secara aktif mendukung inisiatif yang akan mengarah pada pengesahan undang-undang yang berjangkauan luas," tegas Ban.
Sejak 2005, TEY hadir sebagai kompetisi gerakan penghijauan dan kepeduliaan lingkungan besutan Toyota Indonesia. Keberadaan TEY bertujuan untuk menjembatani kontribusi nyata generasi muda Indonesia bagi masa depan netralitas karbon.
Sejak dini, partisipasi aktif semua pihak terutama siswa di bangku sekolah menengah atas perlu terus diakselerasi guna mendukung Pemerintah mencapai target nol emisi karbon di tahun 2060.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR