Debat abadi di dunia panjat tebing
Pernahkah Anda mendengar istilah "panjat bebas"? Mungkin Anda membayangkan seorang pendaki yang nekat mendaki tebing tanpa tali pengaman sama sekali, seperti yang kita lihat dalam film "Free Solo".
Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Panjat bebas, atau dalam bahasa Inggris disebut free climbing, adalah teknik pendakian di mana pendaki hanya mengandalkan kekuatan fisik dan teknik untuk mencapai puncak.
Tali pengaman memang tetap digunakan sebagai alat pengaman jika sampai terjatuh, namun tidak digunakan untuk membantu pendaki naik. Jadi, setiap gerakan yang dilakukan, setiap tarikan tangan dan kaki, sepenuhnya bergantung pada kemampuan pribadi pendaki.
Berbeda dengan panjat bebas, panjat bantuan, atau aid climbing, melibatkan penggunaan berbagai peralatan teknis seperti paku, kawat, dan alat bantu lainnya untuk membantu pendaki naik. Pendaki akan memasang peralatan ini di dinding tebing untuk menciptakan titik-titik pengungkit dan menarik diri mereka sendiri secara perlahan-lahan ke atas.
Perbedaan antara panjat bebas dan panjat bantuan telah memicu perdebatan sengit di kalangan pendaki sejak lama. Salah satu tokoh yang paling vokal dalam menyuarakan pentingnya panjat bebas adalah Paul Preuss, seorang pendaki Jerman yang hidup pada awal abad ke-20.
Dalam sebuah esai yang ia tulis pada tahun 1911, Preuss mengkritik penggunaan paku dalam pendakian. "Paku adalah bantuan darurat dan bukan dasar dari sistem pendakian," tulis Preuss yang memicu salah satu debat besar pertama komunitas tentang gaya.
Debat ini terus berlanjut hingga saat ini. Bagi sebagian pendaki, panjat bebas adalah bentuk pendakian yang paling murni dan menantang. Mereka melihat panjat bantuan sebagai bentuk "kecurangan", karena pendaki seolah-olah "membantu" diri mereka sendiri untuk mencapai puncak.
Namun, bagi pendaki lain, panjat bantuan adalah cara yang sah untuk menaklukkan tebing-tebing yang sangat sulit.
Pada dekade-dekade pertama abad ke-20, teknik dan pengetahuan panjat tebing berkembang pesat. Pendaki dari berbagai negara berlomba-lomba untuk menaklukkan tebing-tebing yang belum pernah didaki sebelumnya.
Periode ini sering disebut sebagai era keemasan panjat tebing. Beberapa pendakian terkenal pada masa itu antara lain pendakian pertama Ship Rock di New Mexico, Devils Tower di Wyoming, dan Walker Spur di Grandes Jorasses di Pegunungan Alpen Prancis.
Baca Juga: Panjat Tebing Makin Populer Tapi Jejak Kapurnya Dikritik Pelestari
KOMENTAR