Transformasi kota yang dipimpin komunitas
Sepuluh tahun lalu, sekelompok warga Killarney yang peduli dengan lingkungan, dipimpin oleh sosok inspiratif bernama Johnny McGuire, menginisiasi sebuah gerakan bernama Killarney Mountain Meitheal.
Bersama dengan kelompok komunitas lainnya seperti Tidy Towns, mereka berkolaborasi dengan pemerintah kota untuk melakukan berbagai aksi positif, mulai dari membersihkan tanaman invasif Rhododendron ponticum hingga mempercantik wajah kota.
Maureen Hegarty, seorang pemandu jalan kaki yang juga aktif dalam kelompok ini, menceritakan pengalaman uniknya. Saat sedang membersihkan kota bersama kelompoknya, mereka seringkali disangka sebagai kelompok pelanggar hukum yang sedang menjalani hukuman sosial oleh para wisatawan.
Namun, ketika Maureen menjelaskan tujuan sebenarnya dari kegiatan mereka, banyak wisatawan justru terkesan dan terinspirasi untuk melakukan hal serupa di kota asal mereka.
"Hanya butuh beberapa orang dengan visi yang sama untuk memulai perubahan besar," ujar Maureen. "Yang terpenting adalah mengubah cara pandang kita. Sekarang, kita semua di Killarney menyadari pentingnya bekerja sama untuk menjaga lingkungan."
Hasil dari kerja keras komunitas Killarney pun membuahkan hasil yang luar biasa. Pada tahun 2023, Killarney dinobatkan sebagai kota besar terbersih di Irlandia dalam kompetisi nasional.
Meskipun sudah menjadi kota yang bersih dan indah, Killarney masih memiliki beberapa sudut yang perlu diperbaiki. Misalnya, bangunan bioskop Cinema Killarney yang kurang menarik perhatian.
Namun, di tengah-tengah kekurangan tersebut, ada sebuah kejutan yang menyenangkan. Sebuah pertanian perkotaan telah didirikan di lahan kosong bekas klub malam Hotel Towers. Kehadiran pertanian ini memberikan nuansa baru yang segar dan sekaligus menyajikan pemandangan yang lebih menarik.
Pandemi jadi katalisator
"Saya diajak berkeliling oleh Gemma Ring, direktur utama O'Donoghue Ring Collection, yang menaungi Hotel Towers dan sebuah pertanian urban yang inovatif," papar Tipton.
Di dalam pertanian urban ini, menara hidroponik menjulang tinggi, dilengkapi dengan lampu LED dan sistem sirkulasi air yang canggih. Di sinilah berbagai macam rempah-rempah dan mikrogreens tumbuh subur tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya, siap untuk menyajikan hidangan lezat di hotel dan restoran lokal.
Saat mereka berjalan-jalan, para koki sibuk memotong pucuk kacang polong dan daun sage segar. "Ini baru permulaan," ujar Gemma, sembari menjelaskan bagaimana timnya bekerja sama dengan pemasok lokal untuk mengolah limbah makanan seperti kulit buah dan ampas kopi menjadi pupuk organik, produk spa alami, dan bahkan produk pembersih.
Sambil mengamati proses pertanian urban yang mengagumkan, Tipton membayangkan betapa indahnya jika toko-toko yang kosong di berbagai kota di dunia dapat diubah menjadi ruang hijau yang produktif seperti ini.
Selain upaya pelestarian lingkungan di tingkat lokal, Killarney juga berupaya memperkuat hubungan antara kota dengan taman nasional yang berada di sekitarnya.
"Pandemi COVID-19 yang sempat melanda dunia justru menjadi katalisator bagi upaya ini," jelas Tipton.
Pembatasan perjalanan membuat warga Killarney semakin menghargai keindahan alam di sekitar mereka dan mendorong mereka untuk menjelajahi Taman Nasional Killarney.
Tipton berkesempatan berbincang dengan Eamonn Meskell dari Layanan Taman Nasional dan Margasatwa. Ia menjelaskan bahwa Taman Nasional Killarney, yang didirikan pada tahun 1932, merupakan taman nasional pertama di Irlandia.
Dengan luas lebih dari 25.000 hektar, taman ini menjadi rumah bagi beragam ekosistem, mulai dari hutan purba hingga pegunungan yang menjulang tinggi seperti MacGillycuddy's Reeks. Selain itu, taman ini juga merupakan habitat bagi berbagai flora dan fauna yang langka.
Biji ek kecil
"Sekarang kita berada di bagian taman yang sangat memikat," kata Meskell, dengan pernyataan yang sangat sederhana, saat mereka mengikuti Old Kenmare Road, bagian dari pendakian 16 km dari Air Terjun Torc ke kota tetangga Kenmare. "Anda selalu bisa naik bus kembali," ia menyarankan dengan penuh bantuan.
Pohon-pohon ek tua yang menjulang tinggi menjadi rumah bagi berbagai jenis tumbuhan epifit langka dan burung skylark yang berkicau merdu. Di tengah perjalanan, mereka bertemu sekelompok sukarelawan dari berbagai negara yang tengah menanam pohon ek sessile.
Biji-biji ek yang mereka tanam berasal dari pohon ek lokal, hasil dari proyek kolaborasi dengan sekolah-sekolah di sekitar Killarney. Kabar gembira juga datang dari penampakan elang ekor putih muda. Program reintroduksi satwa liar ini telah berhasil mengembalikan beberapa spesies burung langka ke kawasan taman nasional.
Perjalanan mereka berlanjut ke hutan yew kuno, hutan yew terbesar di Eropa Barat. Di sana, mereka beruntung dapat menyaksikan kawanan rusa merah yang sedang mencari makan.
Pemandangan ini mengingatkan Tipton pada kunjungannya sebelumnya ke Killarney beberapa tahun lalu. Saat itu, taman nasional ini masih tercemar oleh sampah. Perbandingan antara masa lalu dan sekarang membuat Tipton semakin menghargai upaya pelestarian yang telah dilakukan.
"Memang menggoda untuk berpikir bahwa tindakan kita sendiri hanyalah setetes kecil dalam lautan yang semakin tercemar, tetapi kemudian saya memikirkan biji ek dan menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa dikatakan tentang tidak menyerah pada gagasan untuk memulai dari yang kecil," pungkas Tipton.
KOMENTAR