Nationalgeographic.co.id—Sejarah penyakit monkeypox (cacar monyet) adalah kisah yang panjang dan kompleks, yang sering kali terabaikan oleh sejarah dunia.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 di sebuah koloni monyet di Kopenhagen, Denmark. Namun, tidak seperti namanya, monyet bukanlah inang utama dari virus ini.
"Monyet (dan manusia) hanyalah inang insidental dari penyakit ini, yang diperkirakan ditemukan terutama pada hewan pengerat," tulis Simar Bajaj dalam artikelnya di Smithsonian Magazine.
Penyakit ini lebih sering ditemukan di negara-negara Afrika Tengah dan Barat, di mana ia menjadi endemik. Namun, hingga baru-baru ini, monkeypox jarang ditemukan di Eropa dan Amerika, yang menyebabkan para pejabat kesehatan masyarakat Barat sering mengabaikan penyebarannya di tempat lain.
Penemuan dan penyebaran awal
Pada tahun 1970, kasus pertama monkeypox pada manusia diidentifikasi pada seorang anak laki-laki berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo. Selama dekade berikutnya, WHO melaporkan 54 kasus antara tahun 1970 dan 1979, dan 338 kasus antara tahun 1981 dan 1986.
"Peningkatan ini mungkin merupakan hasil dari peningkatan pengawasan dan identifikasi kasus," jelas Bajaj.
Meskipun cakupan vaksinasi cacar yang tinggi selama periode ini, kasus monkeypox terus meningkat, terutama di Afrika, di mana puluhan ribu kasus dilaporkan selama 30 tahun terakhir.
Di Amerika Serikat, monkeypox baru menjadi perhatian serius pada tahun 2003 ketika terjadi wabah yang melibatkan 71 kasus.
Wabah ini dimulai ketika Schyan Kautzer, seorang anak perempuan berusia tiga tahun, terinfeksi setelah digigit oleh anjing padang rumput peliharaannya.
Baca Juga: Cacar Monyet: Bisakah Kita Selamat Jika Sudah Terinfeksi Virus Mpox?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR