1. Kalajengking
Jika kita mundur ke masa lalu sekitar 430 juta tahun yang lalu, saat Bumi masih sangat berbeda dari sekarang, kita akan menemukan salah satu penghuni tertua di daratan: kalajengking. Makhluk berbisa ini telah berkeliaran di Bumi jauh sebelum dinosaurus pun muncul!
Bukti fosil menunjukkan bahwa kalajengking pertama kali muncul pada periode Silurian. Salah satu contohnya adalah Dolichophonus loudonensis, yang fosilnya ditemukan di Skotlandia.
Meskipun ada perdebatan apakah kalajengking purba ini sudah sepenuhnya hidup di darat atau masih sering beraktivitas di air, banyak ilmuwan berpendapat bahwa mereka adalah salah satu kelompok pertama yang berani menjelajahi daratan.
Hal yang menarik adalah, kalajengking modern yang kita kenal sekarang ternyata memiliki kemiripan yang sangat mencolok dengan nenek moyangnya yang hidup ratusan juta tahun lalu.
Tubuh bersegmen, penjepit yang kuat, dan ekor khas dengan sengat berbisa adalah beberapa ciri khas yang tetap bertahan hingga saat ini. Karena itulah, kalajengking sering disebut sebagai "fosil hidup". "Mereka seolah-olah menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang evolusi kehidupan di Bumi," jelas Travers.
2. Kecoa
Siapa sangka, makhluk kecil yang sering dianggap menjijikkan ini ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang? Kecoa, atau dalam bahasa ilmiahnya Blattodea, adalah salah satu penghuni tertua di Bumi.
Nenek moyang mereka, yang disebut blattopteran atau roachoid, sudah berkeliaran di planet kita sekitar 350 juta tahun lalu! Itu artinya, kecoa sudah ada jauh sebelum dinosaurus pun muncul.
Meskipun tidak persis sama dengan kecoa modern yang kita kenal sekarang, roachoid memiliki banyak kesamaan. Mereka adalah nenek moyang bersama dari kecoa, belalang sembah, dan rayap.
Jika kita melihat fosil roachoid dari periode Karbon, kita akan terkejut melihat betapa miripnya mereka dengan kecoa Amerika yang sering kita temui di rumah. Mulai dari bentuk tubuh yang pipih, antena panjang, hingga struktur sayapnya, semuanya sangat mirip.
Hal yang paling menakjubkan adalah, meskipun telah melewati jutaan tahun evolusi dan beradaptasi dengan berbagai lingkungan, kecoa tetap mempertahankan ciri-ciri dasar yang sama dengan nenek moyangnya.
Tubuh pipihnya yang memungkinkan mereka bersembunyi di celah-celah sempit, eksoskeleton keras yang melindungi tubuhnya, dan antena panjang yang berfungsi sebagai sensor, semuanya merupakan bukti dari desain tubuh yang sangat sukses.
Karena kemampuannya bertahan hidup dalam berbagai kondisi dan perubahan lingkungan yang ekstrem, kecoa sering disebut sebagai "fosil hidup". Mereka adalah saksi bisu dari perjalanan panjang evolusi kehidupan di Bumi.
KOMENTAR