Nationalgeographic.co.id—Relung batu berukir dan dinding batu situs arkeologi Teniky di Madagaskar ini begitu misterius. Para ilmuwan dibuat takjub sejak lama.
Sebuah teori awal menyatakan bahwa pelaut Portugis yang terdampar adalah arsitek aslinya pada tahun 1500-an. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang buangan Zoroaster dari Persia membangun situs ini berabad-abad sebelumnya. Mereka mungkin berharap untuk menciptakan surga terpencil di pulau yang hampir mistis ini.
Teniky kini terbengkalai di tengah lanskap hutan tropis, lereng bukit berbatu, dan pegunungan yang menjulang tinggi di barat daya Madagaskar. Permukiman ini berjarak lebih dari 160 kilometer dari pantai terdekat.
Lusinan relung yang diukir di tebingnya tampak seperti ruangan kecil yang ditinggikan, selebar dan sedalam beberapa meter. Pintu-pintu masuknya dikelilingi oleh ceruk melingkar, mungkin agar bisa ditutup dengan pintu kayu atau batu.
Relung-relung itu sama sekali tidak seperti apa pun yang ditemukan di Madagaskar atau di Afrika Timur. Namun, relung-relung itu sangat mirip dengan relung-relung makam di situs arkeologi Zoroaster di Iran.
“Kami secara tentatif menafsirkan relung-relung di Teniky sebagai bekas pekuburan, tempat mayat-mayat dipajang atau tempat tulang-tulang kering disimpan,” kata ahli geologi Guido. Ia yang memimpin penelitian yang dipublikasikan di Azania: Archaeological Research in Africa.
Reruntuhan terpencil
Foto-foto satelit menunjukkan situs arkeologi terpencil itu, yang juga disebut Tenika, jauh lebih besar dari yang diduga. Ekspedisi terbaru menemukan lebih banyak relung berukir, lokasi ritual, dan teras batu yang tersembunyi di lanskap sekitarnya.
Schreurs pertama kali tertarik pada Teniky pada tahun 1994. Saat itu ia mengerjakan proyek geologi di Taman Nasional Isalo, yang sekarang meliputi wilayah tersebut.
Ia melihat foto-foto Teniky di sebuah pameran di Jenewa pada tahun 2010. Ia pun mulai memilah-milah literatur ilmiah di situs tersebut, sambil mencari citra satelit di Google Earth.
Schreurs kemudian menghubungi para arkeolog dari Madagaskar yang pernah bekerja dengannya sebelumnya. Akhirnya mengatur ekspedisi pertamanya ke situs tersebut pada tahun 2020. Schreurs telah melakukan perjalanan ke Teniky sebanyak empat kali.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR