Nationalgeographic.grid.id—Lahir pada tahun 634 SM di tempat yang sekarang disebut Neo-Babilonia, Nebukadnezar II menjadi salah satu raja Babilonia yang terhebat. Segala upaya dikerahkannya untuk membangun Babilonia.
Dalam upayanya untuk menjadikan Babilonia sebagai negara-kota terkuat di timur, Nebukadnezar II beserta dengan pasukannya melawan Mesir dan Asyur, sampai berhasil mengalahkan keduanya.
Ia sukses besar dalam menguasai semua rute perdagangan di Mesopotamia, dari Teluk Persia hingga Mediterania, dengan menaklukkan Suriah dan Palestina. Ia terukir sebagai raja terbesar bagi Babilonia.
Namun, meskipun prestasi militer dan politik Nebukadnezar II bisa dibilang mentereng, ia tampaknya telah mengalami masa-masa yang tak mudah: menjadi gila, seperti yang dijelaskan dalam Alkitab.
"Dalam Alkitab disebutkan bahwa Nebukadnezar mengalami mimpi yang mengganggu hidupnya," tulis Joanna Gillan kepada Ancient Origins dalam artikelnya yang berjudul "Mad Monarchs & Outrageous Emperors: 7 Crazy Rulers of the Ancient World", terbit 3 Januari 2021.
Kurang lebih tafsiran mimpinya memiliki arti:
"Engkau akan dijauhkan dari manusia dan akan tinggal bersama binatang buas; engkau akan makan rumput seperti lembu dan akan basah kuyup dengan embun dari langit. Tujuh masa akan berlalu bagimu, sampai engkau mengakui bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas semua kerajaan di bumi."
Menurut teks Alkitab, nubuat ini menimpakan dirinya: “Semua hal ini terjadi pada Raja Nebukadnezar II. Dua belas bulan setelah mimpi itu… Nebukadnezar terpaksa menjauh dari orang-orang. Ia mulai makan rumput seperti lembu."
Teks itu berlanjut, "Ia menjadi basah karena embun. Rambutnya tumbuh panjang seperti bulu burung elang, dan kukunya tumbuh panjang seperti cakar burung. Kemudian pada akhir waktu itu, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan aku menjadi waras lagi”.
Kegilaan raja Babilonia itu dikatakan berlangsung selama tujuh tahun. Hebatnya, ada istilah yang menggambarkan kondisi Nebukadnezar: "boantropi." Boantropi adalah gangguan psikologis di mana penderitanya percaya bahwa dirinya adalah seekor sapi atau lembu!
Di samping boantropi, penjelasan lain untuk perilakunya meliputi porfiria (sekelompok kelainan enzim yang bermanifestasi dengan gejala neurologis termasuk halusinasi, depresi, kecemasan, dan paranoia) atau paresis umum atau demensia paralitik yang disebabkan oleh sifilis.
Source | : | Medium,Ancient Origins |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR