Kehancuran Erysichthon dimulai ketika ia memutuskan untuk menebang hutan suci yang didedikasikan bagi Demeter, dewi pertanian Yunani. Meskipun hutan ini bukan sekadar kumpulan pohon, Erysichthon tetap ingin menebangnya.
Menurut mitologi Yunani, hutan itu adalah tempat suci yang diyakini penuh dengan kehadiran para dewa dewi dan merupakan rumah bagi nimfa dan arwah yang sangat dihormati.
Dalam versi cerita Callimachus, Erysichthon membawa dua puluh orang ke hutan suci Demeter. Ia pertama kali menebang pohon poplar hitam yang dihormati oleh nimfa pohon.
Menurut legenda, pohon itu mengeluarkan suara erangan ketika ditebang, yang memperingatkan Demeter akan tindakan tak hormat ini.
Walaupun sudah berkali-kali diperingatkan oleh pengikutnya dan oleh Demeter sendiri—yang menyamar sebagai wanita biasa untuk menghentikannya—Erysichthon tetap melanjutkan tindakan tersebut.
Ia bahkan mengabaikan peringatan Demeter dengan kasar, mengancam akan memukulnya dengan kapaknya, dan berbohong bahwa ia membutuhkan kayu itu untuk memperluas aula pestanya.
Menurut kisah-kisah puitis yang ada, Erysichthon akhirnya menebang pohon ek besar tersebut dan membunuh dryad (roh pohon) yang tinggal di dalamnya. Hal ini membuat Demeter sangat marah karena Erysichthon telah mengabaikan semua peringatannya.
Demeter Mengutuk Erysichthon
Sebagai hukuman atas kesombongannya yang terang-terangan, Demeter mengutuk Erysichthon dengan rasa lapar yang tak pernah terpuaskan. Kutukan ini membuatnya terus merasa lapar tanpa pernah kenyang, sehingga ia selalu membutuhkan lebih banyak makanan.
Demeter kemudian memanggil Limos, roh kelaparan tak terpuaskan, dan memerintahkannya untuk menyiksa Erysichthon.
Sejak saat itu, nafsu makan Erysichthon tidak dapat dipuaskan lagi, berapa pun banyaknya makanan yang ia makan. Rasa laparnya begitu hebat sehingga ia menghabiskan semua uangnya hanya untuk berusaha memuaskan kebutuhan makannya yang tak terhentikan.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR