Menurut versi Ovid, Dionysus turut serta membantu Demeter menghukum Erysichthon dengan memberinya rasa haus yang tak pernah terpuaskan, membuat hidupnya semakin sengsara.
Kutukan ini begitu berat hingga orang tua Erysichthon pun enggan mengunjunginya. Kekayaannya cepat habis karena terus digunakan untuk membeli makanan dan minuman demi memenuhi hasrat yang tak pernah padam.
Rasa lapar Erysichthon yang tak terkendali membuatnya melakukan tindakan-tindakan drastis yang tak terbayangkan oleh orang yang waras.
Erysichthon Menjual Putrinya
Erysichthon menjual semua harta bendanya, dan ketika semuanya habis, ia memutuskan untuk menjual putrinya yang tercinta, Mestra.
Ia benar-benar menjual putrinya sebagai budak dan menggunakan uang dari penjualan itu untuk membeli lebih banyak makanan.
Poseidon, dewa laut, yang sedih melihat tragedi ini, mencoba membantu Mestra dengan memberinya kemampuan untuk mengubah bentuk fisiknya, sehingga ia bisa melarikan diri dari nasib sebagai budak beberapa kali dan mendapatkan kembali kebebasannya.
Namun, Erysichthon memanfaatkan kemampuan ini dengan terus menjual Mestra berulang kali, setiap kali ia kembali kepada ayahnya.
Hal ini berlangsung selama beberapa waktu, di mana Mestra terus melarikan diri dan kembali, menjadi sumber uang yang tak henti-hentinya bagi Erysichthon untuk memenuhi rasa laparnya yang tak terpuaskan.
Meskipun ia berusaha keras dan terus-menerus berjuang untuk memuaskan rasa laparnya, kondisi Erysichthon semakin memburuk seiring waktu hingga akhirnya ia meninggal.
Dalam versi kisah Ovid, akhir yang tragis ini bahkan lebih mengerikan, dengan Erysichthon akhirnya memakan dagingnya sendiri dalam usaha putus asa untuk mengatasi rasa laparnya.
Kisah mitologi Yunani tentang Erysichthon sering digunakan sebagai alegori untuk mengingatkan orang akan pentingnya konservasi lingkungan.
Hukuman keras dari Demeter ini menunjukkan keyakinan masyarakat Yunani kuno bahwa mereka yang menyalahgunakan alam tanpa menghormati kesuciannya akan menghadapi konsekuensi serius.
Inilah sebabnya mengapa kisah Erysichthon menjadi simbol dalam perdebatan publik tentang lingkungan dan keberlanjutan, karena bahaya dari eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan kini semakin jelas.
Pelajaran dari Kisah Erysichthon
Menariknya, mitos Erysichthon telah ditafsirkan dalam berbagai cara sepanjang sejarah.
Palaephatus, seorang mitografer Yunani kuno, mencoba merasionalisasi cerita Erysichthon dengan menyatakan bahwa ia hanyalah seorang pria kaya yang menghabiskan hartanya untuk makanan dan beberapa kali menikahkan putrinya untuk mendukung gaya hidupnya yang mewah dan boros.
Tafsir ini, tentu saja, menghilangkan elemen supernatural tentang kemarahan Demeter dan para dewa Yunani lainnya akibat ketidakhormatannya pada para nimfa.
Namun, tafsir ini tetap mempertahankan tema utama yaitu keserakahan yang tak terpuaskan, yang juga umum terjadi pada orang-orang berkuasa hingga saat ini.
Terkuaknya Misteri di Balik Bangkai Kapal yang Tenggelam di Dekat Pulau Sentinel
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR