Di antara masyarakat Celtic, ada cerita tentang bangsa Fomoria, ras raksasa kuno yang merupakan musuh bebuyutan para permukim pertama Irlandia. Dalam mitos-mitos Irlandia, para raksasa ini akhirnya dikalahkan oleh Tuatha de Danann, ras makhluk yang lebih maju.
Mereka adalah para dewa Irlandia pra-Kristen. Keberadaan bangunan megalitik seperti Newgrange dan Stonehenge telah memicu spekulasi tentang apakah makhluk raksasa tersebut dapat berperan dalam pembangunannya.
Di antara penduduk asli Indian Amerika, ada juga cerita tentang raksasa. Suku asli Amerika Paiute memiliki sejarah lisan yang luas yang menceritakan tentang Si-Te-Cah.
Mereka adalah ras raksasa berambut merah yang mendiami daerah yang sekarang menjadi negara bagian Nevada. Setelah menetap di daerah tersebut, penduduk asli pertama berperang dengan para raksasa ini, yang merupakan kanibal.
Para raksasa Si-Te-Cah akhirnya menemui ajal mereka yang menyedihkan dalam perang ini. Jumlah mereka terus menyusut.
Ras raksasa akhirnya menghilang ketika Suku Paiute menjebak mereka yang terakhir di sebuah gua dan membakarnya, sehingga mereka kehabisan napas. Kisah ini semakin menarik dengan ditemukannya Gua Lovelock pada awal abad ke-20, tempat ditemukannya kerangka raksasa.
Penemuan itu membuat sebagian orang percaya bahwa legenda tersebut benar-benar berdasarkan kenyataan. Namun, kerangka tersebut secara misterius “menghilang” di bawah perawatan Museum Smithsonian.
Apakah sejarah raksasa sengaja disembunyikan?
Penemuan arkeologi sering menjadi bahan perdebatan sengit ketika membahas raksasa. Sepanjang abad ke-19 dan ke-20, ada banyak laporan tentang kerangka raksasa yang ditemukan di berbagai belahan dunia.
Surat kabar seperti New York Times menerbitkan artikel yang mengeklaim bahwa kerangka raksasa ditemukan selama penggalian di tempat-tempat. “Seperti di Wisconsin, Ohio, dan wilayah Appalachian,” tambah Vuckovic.
Beberapa laporan menyebutkan kerangka yang tingginya berkisar antara 2,1 hingga 3,6 m, lengkap dengan struktur tulang kokoh yang tampaknya menopang bentuk manusia sebesar itu. Faktanya, ada ratusan penemuan seperti itu di Amerika, banyak yang didokumentasikan dengan foto.
Namun, hampir semuanya didiskreditkan dan banyak yang diduga dihancurkan. Mengapa? Tidak seorang pun benar-benar tahu.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR